JAKARTA - Pada 24 Mei 1943, kamp orang-orang Yahudi di Auschwitz, Polandia, menerima seorang dokter baru, Josef Mengele. Ia adalah dokter yang terobsesi dengan berbagai percobaan terhadap manusia. Mengele dijuluki "Malaikat Maut."
Saat tiba di Auschwitz, usia Mengele 32 tahun. Salah satu percobaan yang mengobsesinya adalah kecenderungan Mengele mempelajari anak kembar dengan membedah mereka.
Mengutip History, Mengele lahir di Bavaria pada 16 Maret 1911. Mengele belajar filsafat di bawah didikan Alfred Rosenberg, yang teori rasialnya sangat mempengaruhinya.
Pada 1934, sebagai anggota Partai Nazi, Mengele bergabung dengan staf peneliti di Institut Biologi Herediter dan Kebersihan Rasial. Sebelum kedatangannya ke Auschwitz, Mengele telah mempublikasikan tiga artikel.
Salah satunya adalah disertasinya di Institut Antropologi Universitas Munich yang berjudul Racial-Morphological Examination of the Anterior Portion of the Lower Jaw in Four Racial Groups. Disertasi kedokterannya diterbitkan pada 1938 dan berjudul Genealogical Studies in the Cases of Cleft Lip-Jaw-Palate.
Disertasi itu merupakan pendahulu dari karyanya tentang kelainan genetik pada anak kembar di Auschwitz. Hasil penelitian lainnya berjudul Hereditary Transmission of Fistulae Auris diterbitkan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan pada prinsip Lenz-Vershuer tentang "proses turun-temurun dominan yang tidak teratur."
Kedatangan Mengele ke Auschwitz
Namun rute Mengele ke jabatan profesor terputus pada 1938-1939, ketika ia memulai pengalaman militernya dengan menjalani enam bulan bersama resimen infanteri gunung yang terlatih khusus. Pada 1940 Mengele ditempatkan di korps medis cadangan.
Setelah itu Mengele bertugas selama tiga tahun dengan unit SS Waffen. Selama periode ini dia terluka dan secara medis dan dinyatakan tak layak bertempur.
Karena telah membebaskan dirinya dengan cemerlang di hadapan musuh selama Kampanye Timur, Mengele dipromosikan menjadi kapten. Menurut Dr. Hans Münch, seorang kolega Mengele di Auschwitz, Mengele tiba di kamp dalam posisi istimewa.
Mengele adalah penerima sederet medali, termasuk Salib Besi, yaitu penghargaan tertinggi di militer dan paramiliter pasukan Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Tampaknya Mengele juga memilih Auschwitz karena ada peluang untuk melanjutkan penelitiannya.
Menurut sumber Lifton, The Nazi Doctors, Mengele memang menerima dukungan finansial untuk penelitiannya di kamp Auschwitz. Laporan dukungan untuk melanjutkan karier profesionalnya di bidang genetika muncul di buku lain, And the Violins Stopped Playing yang ditulis oleh Alexander Ramati.
Kebanyakan dokter dan tahanan Yahudi bersaksi bahwa Mengele ada di mana-mana. Ada cerita tentang kegiatan penyeleksiannya dan keterlibatan medisnya.
Kejahatan Mengele
Mengutip laporan Jewish Virtual Library, Pengadilan Frankfurt mendakwanya dengan 'kejahatan mengerikan' yang dilakukan sendiri atau dengan orang lain "dengan sengaja dan dengan haus darah."
Kejahatan itu termasuk kejahatan kemanusiaan dengan penyeleksian, suntikan mematikan, penembakan, pemukulan dan bentuk pembunuhan yang disengaja lainnya. Mengele terlibat dalam semua aspek, khususnya dalam percobaan terhadap anak kembar, menurut anggota C.A.N.D.L.E.S., saudara kembar yang selamat dari percobaan.
Mengele melakukan eksperimen pada orang Yahudi dengan kedok pengobatan medis. Mengele menyuntik atau memerintahkan orang lain untuk menyuntik ribuan Yahudi dengan segala sesuatu mulai dari bensin hingga kloroform.
Dari ribuan anak-anak yang terlibat, hanya sekitar 200 yang hidup ketika kamp dibebaskan oleh Tentara Soviet pada 27 Januari 1945. Anak-anak ini adalah yang begitu sering ditampilkan dalam film dokumenter.
Mereka yang masih hidup terus mencari informasi tentang apa yang telah dilakukan Mengele padanya. File terkait penelitian Mengele pada mereka tidak pernah ditemukan dan apa yang telah dilakukan terhadap mereka tetap menjadi misteri sampai sekarang.
Kabur dari penjara
Mengele berhasil melarikan diri dari penjara setelah perang. Pertama dengan bekerja sebagai petugas pertanian di Bavaria.
Kemudian ia pergi ke Amerika Selatan dan menjadi warga negara Paraguay pada 1959. Mengele kemudian pindah ke Brasil, di mana dia bertemu dengan mantan anggota partai Nazi lainnya, Wolfgang Gerhard.
Pada 1985, tim ahli forensik multinasional melakukan perjalanan ke Brasil untuk mencari Mengele. Mereka menyatakan bahwa seorang pria bernama Gerhard --namun diyakini dia sebenarnya adalah Mengele-- telah meninggal karena stroke saat berenang pada 1979.
Namun banyak pihak yang meragukan hal tersebut dan menganggap Mengele masih berkeliaran bebas. Hingga saat ini keadaan Mengele masih dianggap misteri.
*Baca Informasi lain soal SEJARAH DUNIA atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.