JAKARTA - Pemimpin besar umat Katolik Paus Fransiskus turut memperingati 76 tahun tragedi Holocaust pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz milik Nazi di Polandia Selatan.
Paus Fransiskus mengajak seluruh umat manusia untuk mencermati kembali ideologi ekstremisme. Sebab, tindakan-tindakan tidak berperikemanusiaan dapat kembali terjadi.
“Mengingat adalah ekspresi kemanusiaan. Untuk diingat adalah tanda kesopanan. Yang perlu diingat adalah kondisi untuk masa depan perdamaian dan persaudaraan yang lebih baik, ”katanya dikutip Reuters, Kamis, 28 Januari.
Paus Fransiskus berbicara hal itu tepat pada tiga minggu setelah banyaknya pendudukung anti-semitisme muncul di kerusuhan Capitol AS pada 6 Januari. Lebih lagi, dua minggu yang lalu salah satu sinagog –tempat ibadah umat Yahudi—terbesar dirusak dan hampir dibakar di Montreal, Kanada.
“Mengingat juga berarti berhati-hati karena hal-hal tersebut bisa terulang kembali, dimulai dari usulan ideologis yang mengklaim ingin menyelamatkan suatu bangsa tetapi berakhir dengan menghancurkan umat dan kemanusiaan,” imbuhnya.
Today we celebrate #RemembranceDay. To remember is an expression of humanity; it means being attentive because these things can happen again, starting with ideological proposals that are intended to save a people and end up destroying humanity.
— Pope Francis (@Pontifex) January 27, 2021
BACA JUGA:
Karenanya, Paus mengajak selurut umat manusia untuk dapat memilah ideologi dan mencermati terkait bagaimana kekerasan itu dimulai.
"Berhati-hatilah dengan bagaimana jalan kematian, pemusnahan, dan kebrutalan ini dimulai," tuturnya.
Berdasarkan sejarah, Nazi dan sekutunya telah membunuh sekitar 6 juta orang Yahudi dan lainnya. Lebih dari 1 juta orang, kebanyakan dari orang Yahudi dibunuh dengan gas di kamp konsentrasi Auschwitz. Baru pada 27 Januari 1945 sisa tahanan di kamp konsentrasi Auschwitz dibebaskan oleh pasukan Soviet.