Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan meningkatkan upaya diplomatik di tengah krisis perbatasan Rusia - Ukraina, dengan kunjungan ke wilayah itu minggu depan dan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam upaya untuk menghindari pertumpahan darah.

Rusia telah mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat dan NATO belum memenuhi tuntutan keamanan utama Moskow, meskipun dia siap untuk terus berbicara.

Amerika Serikat mengatakan Rusia sekarang memiliki kemampuan untuk bertindak melawan Ukraina, adapun PM Johnson telah memperingatkan bencana yang tidak akan dimenangkan oleh siapa pun jika Rusia menyerang.

Inggris telah mengatakan akan memberikan sanksi kepada Rusia jika melakukan serangan ke Ukraina, dan telah mendesak sekutu Eropa untuk mempersiapkan langkah serupa. Pemerintah PM Johnson diperkirakan akan mengumumkan pengetatan sanksi pada Senin.

"Perdana Menteri bertekad untuk mempercepat upaya diplomatik dan meningkatkan pencegahan untuk menghindari pertumpahan darah di Eropa," kata juru bicara dari Kantor PM Johnson di Downing Street 10 dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 29 Januari.

"Dia akan mengulangi perlunya Rusia untuk mundur dan terlibat secara diplomatis ketika dia berbicara dengan Presiden Putin minggu ini," lanjut pernyataan tersebut.

Kendati demikian, Kantor PM Johnson tidak memberikan perincian kapan atau di mana perjalanan itu akan dilakukan.

Diketahui, Inggris telah memasok senjata pertahanan dan personel pelatihan ke Ukraina, meskipun para menteri mengatakan pengerahan pasukan tempur tidak mungkin dilakukan.

Sementara, PM Johnson sedang mempertimbangkan opsi termasuk penempatan baru dan memperkuat pertahanan NATO, Inggris akan bergabung dengan diskusi Dewan Keamanan PBB untuk mencoba dan menyelesaikan kebuntuan melalui cara diplomatik pada Hari Senin.