JAKARTA - Sebuah studi penelitian dari Osaka University mengungkapkan, bahwa hujan asteroid pernah menghantam Bumi dan Bulan pada 800 juta tahun lalu. Peristiwa ini ditengarai telah memicu zaman es terparah di planet Bumi.
Mengutip dari CNN Internasional, hujan asteroid berukuran cukup besar ini telah menghantam Bumi dalam waktu yang cukup lama. Bahkan asteroid yang jatuh berukuran lebih besar dibanding komet yang memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun lalu.
Penyelidikan ini bermula ketika para ilmuwan menemukan banyak tanda kosmik yang cukup besar, dari kawah-kawah yang ada di Bulan. Laporan ini disampaikan wahana luar angkasa Kaguya milik Jepang.
Hasilnya, delapan dari 59 kawah besar yang ada di Bulan terbentuk pada waktu yang bersamaan. Salah satunya merupakan kawah Copernicus yang memiliki diameter 93 km dan menjadi tempat pendaratan Apollo di Bulan.
BACA JUGA:
Menggunakan sampel materi radiometrik yang diambil dari kawah Copernicus, para peneliti memperkirakan adannya asteroid berukuran cukup besar dengan diameter 100 km yang menghantam Bulan. Peristiwa itu ditenggarai menyebabkan hujan asteroid yang kemudian menghantam Bumi.
Dengan asumsi bahwa hujan asteroid yang membombardir bulan juga akan menimbulkan dampak ke Bumi. Ilmuwan memprediksi 40 hingga 50 triliun metrik ton meteoroid telah menghantam Bumi dalam hujan asteroid.
"Dari pertimbangan ini, saya dapat mengatakan bahwa tidak aneh hujan asteroid 800 juta tahun yang lalu mungkin telah memicu zaman es. Sebab, total massa 800 juta tahun yang lalu dalam penelitian kami 10 kali lebih besar dari dampak komet Chicxulub," kata Professor Kentaro Terada dari Universitas Osaka, Sabtu 25 Juli.
Dalam jurnal ilmiahnya, Terada mengungkapkan, hujan meteoroid jutaan tahun lalu itu membawa sejumlah partikel dalam jumlah yang luar biasa dan berpotensi memicu zaman es pada pertenganan abad Ordovisium atau sebelum periode Cryogenian 635 juta hingga 720 juta tahun yang lalu.
Selama periode Cryogenian, Bumi diselimuti zaman es terbesarnya. Menurut Terada, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dampak Chicxulub meledakkan sejumlah besar debu, yang menggelapkan langit dan mendinginkan Bumi. Namun hujan meteoroid jutaan tahun lalu juga memiliki dampak yang sama.
"Dari pertimbangan ini, saya dapat mengatakan bahwa tidak aneh bahwa hujan asteroid 800 juta tahun yang lalu mungkin telah memicu zaman es. Sebab, total massa 800 juta tahun yang lalu dalam penelitian kami adalah 10 hingga 100 kali lebih besar daripada dampak Chicxulub dan hujan meteoroid 470 juta tahun yang lalu," pungkas Terada.