Hibernasi Selama 3,5 Juta Tahun, Ternyata Komet Terbesar Ini Sedang Menuju Bumi
Dok. NOIRLab/NSF/AURA/J. Da Silva

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah komet besar sedang meluncur menuju Tata Surya, dengan perkiraan waktu tiba 10 tahun dari sekarang atau 2031. Komet ini memiliki panjang 100 kilometer.

Komet yang dikenal sebagai komet Bernardinelli-Bernstein atau C/2014 UN271, memiliki ukuran 1.000 kali lebih besar daripada komet biasa. Objek tersebut bergerak cepat melalui awan Oort, tumpukan batu es yang luas, dan jaraknya miliaran mil dari Bumi.

Tampaknya, komet ini memiliki ekor bercahaya, atau coma, indikasi yang jelas bahwa komet es tersebut mendekati Tata Surya bagian dalam yang relatif hangat. Bernardinelli Bernstein sangat besar sehingga para astronom sebelumnya mengira itu sebagai planet kerdil yang sedang menuju Matahari, menurut sebuah pernyataan yang mengumumkan penemuan komet tersebut pada Juni 2021.

Menurut para peneliti yang dikutip dari Live Science, Sabtu, 9 Oktober, saat ini Bernardinelli-Bernstein sedang melintasi awan Oort dengan sekitar 29 kali jarak antara Bumi dan Matahari, atau 29 unit astronomi (AU). Pendekatan terdekat komet ke Bumi akan terjadi sekitar tahun 2031, ketika para ilmuwan memperkirakan komet akan menukik dalam jarak 10,97 AU dari Matahari, menempatkannya tepat di luar orbit Saturnus.

Namun, komet tersebut tidak akan menimbulkan ancaman bagi Bumi. Kemungkinan komet Bernardinelli-Bernstein hanyanakan melewati antara orbit Saturnus dan Uranus.

Setelah memodelkan lintasan komet, peneliti menghitung bahwa komet Bernardinelli-Bernstein melakukan pendekatan terakhirnya 3,5 juta tahun yang lalu, datang dalam jarak 18 AU dari Matahari. Sejak itu, komet melakukan perjalanan sejauh 40.000 AU, jauh ke dalam awan Oort yang misterius.

Tetapi, karena pendekatan terakhir terjadi pada 3,5 juta tahun lalu, belum ada manusia yang pernah melihatnya. Sehingga astronom mengatakan bahwa komet Bernardinelli-Bernstein adalah komet baru.

"Kami menyimpulkan bahwa Bernardinelli-Bernstein adalah komet baru, dalam arti bahwa tidak ada bukti untuk pendekatan sebelumnya yang lebih dekat dari 18 AU," ungkap para peneliti.

Sementara itu, laporan NOIRLab menyebutkan bahwa BB adalah komet paling jauh yang ditemukan di jalur masuknya. Hal ini memberi peneliti waktu bertahun-tahun untuk menyaksikannya berevolusi saat mendekati Matahari.

Sebagai informasi, penemuan komet ini terjadi selama proyek yang disebut Dark Energy Survey, yang bertujuan untuk mempelajari perluasan alam semesta. Para astronom menemukan lebih dari 800 objek yang sebelumnya tidak diketahui di luar orbit Neptunus, dan salah satunya adalah komet Bernardinelli-Bernstein.