Komet Terbesar dalam Sejarah Sedang Mengarah ke Bumi dengan Kecepatan 3.218 Km per Jam, NASA: Tak Perlu Panik
Pengamatan dari kejauhan lewat teleskop Hubble, komet raksasa ini sedang mengarah ke Bumi. (NASA)

Bagikan:

JAKARTA – Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) mengumumkan bahwa pihaknya menemukan komet raksasa sedang menuju Bumi. Lebar komet tersebut sekitar 80 mil.  Komet diperkirakan memiliki ukuran lebih besar dari negara bagian Rhode Island.

Objek angkasa tersebut dapat diamati melalui teleskop luar angkasa Hubble. NASA menjelaskan bahwa komet itu melesat melintasi alam semesta dengan kecepatan 22.000 mil atau sekitar 3.218 km per jam, bergerak ke kanan dari tepi tata surya dan menuju ke arah Bumi.

Meski demikian, penduduk Bumi diimbau untuk tidak panik. Pasalnya komet bernama Bernardinelli-Bernstein itu “tidak akan pernah lebih dekat dari 1 miliar mil jauhnya dari Matahari,” komet akan lebih dekat ke planet Saturnus. Bahkan titik ini tidak akan dicapai oleh komet hingga tahun 2031.

“Komet ini adalah puncak gunung es bagi ribuan komet yang terlalu redup untuk dilihat di bagian tata surya yang lebih jauh,” ujar David Jewitt, seorang profesor ilmu planet dan astronomi di University of California, Los Angeles (UCLA).

“Kami selalu menduga komet ini pasti besar karena sangat terang meskipun jaraknya sangat jauh. Sekarang kami memastikannya,” tambahnya.

Pada bulan Februari, penemuan komet terbesar baru ini terungkap di situs pracetak arXiv. Kini, artikel mengenai komet tersebut diterbitkan di The Astrophysical Journal Letters.

Komet pemecah rekor baru ini diyakini berasal dari Awan Oort, tempat bersarang ribuan komet yang terletak di suatu tempat di tepi tata surya. Bernardinelli-Bernstein memberikan pandangan sekilas yang berharga tentang distribusi ukuran komet di Awan Oort, dan karena itu massa totalnya.

Pemegang rekor sebelumnya di antara komet adalah C/2002 VQ94, atau komet Hale-Bopp, diperkirakan berdiameter 60 mil. Itu ditemukan pada tahun 2002 oleh proyek Lincoln Near-Earth Asteroid Research (LINEAR), menurut NASA seperti yang dilansir dari SputnikNews.