JAKARTA - Sebuah asteroid berukuran raksasa diperkirakan akan mendekati Planet Bumi pada 24 Juli esok. Saking besarnya, NASA menggolongkan asteroid ini dalam kategori berbahaya jika jatuh ke Bumi.
Melansir Bussines Insider, NASA mengeluarkan peringatan adanya objek antariksa yang dinamai 2020ND terbang bergerak dengan kecepatan 48 ribu km/jam. Jarak terdekat asteroid ini dengan Bumi sekitar 0,034 AU (unit astronomi) atau lima juta kilometer.
Asteroid 2020 ND diklasifikasikan sebagai Objek Dekat Bumi (Near-Earth Object/NEO) dan memiliki potensi berbahaya (Potentially Hazardous Asteroid/PHA). Belum lagi ukurannya yang berdiameter 160 meter atau 50 persen lebih besar dari bianglala raksasa London Eye.
Label parameter ini diberikan pada asteroid memiliki kemungkinan berbahaya bila mendekati Bumi di masa depan. Sejauh ini Asteroid 2020ND tercatat telah mendekati Bumi sebanyak empat kali, sejak ditemukan pada 17 Juli 1945.
BACA JUGA:
NASA sendiri mempunyai misi luar angkasa untuk mengantisipasi kemungkinan berbahaya dari objek antariksa yang mendekati Bumi. Salah satunya dengan meluncurkan roket pesawat ruang angkasa tanpa awak untuk ditabrakkan ke asteroid. Misi itu diberi nama DART (Double Asteroid Redirection Test) dan baru resmi diluncurkan pada 2021 mendatang.
Potensi Berbahaya
Kendati saat ini, lintasan asteroid 2020ND masih sangat jauh dari Bumi, bukan berarti potensi ancaman dari objek antariksa ini tak perlu dikhawatirkan. Mengingat ukuran dan kecepatan terbangnya, asteroid ini bisa sangat membahayakan seisi Planet Bumi.
Menurut Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rhorom Priyatikanto mengatakan Asteroid 2020ND akan menimbulkan dampak mengerikan jika menabrak Bumi. Perkiraannya, dampak benturan dari asteroid ini bisa setara dengan letusan Gunung Karakatau pada 1883.
"Dengan mempertimbangkan ukurannya yang sekitar 200 meter, diperkirakan tabrakan dengan asteroid ini akan menghasilkan energi sekitar 100 megaton TNT. Energi tersebut setara dengan letusan Gunung Krakatau 1883 yang lalu," ungkap Rhorom dalam pesan singkatnya kepada VOI, Kamis 23 Juli.
Tomorrow, asteroid 2002 NN4 will SAFELY pass by Earth at a distance of approximately 3.2 million miles (5.1 million km), about 13 times farther away from the Earth than the Moon is.
There is no danger it will hit Earth. Visit these FAQs for more: https://t.co/ZpllmEK77X pic.twitter.com/r3R0GrGaRb
— NASA (@NASA) June 5, 2020
Dampak tubrukan asteroid 2020ND ke Bumi akan bersifat lokal hingga regional, jika benda luar angkasa ini jatuh di suatu daerah di Bumi. "Bila jatuh di lautan, maka dapat menimbulkan Tsunami. Ketinggian gelombang tentu bergantung pada kondisi lautan (kedalaman, topografi, dsb). Jika di darat, bisa mengamburkan batu, tanah dan debu ke atmosfer," urainya.
Merespon peringatan yang dikeluarkan NASA, terkait asteroid 2020ND. LAPAN meyakini, jika orbit lintasan dari asteroid ini mengalami pergeseran karena gaya gravitasi setiap planet yang dilewatinya.
"Gangguan gravitasi yang dipicu oleh planet-planet besar (Jupiter, Saturnus, Bumi) bisa membelokkan lintasan asteroid. Bisa berbelok menjauhi Bumi, tetapi juga bisa berbelok ke arah sebaliknya," pungkasnya.
Hingga saat ini, sejumlah asteroid berukuran raksasa memang dilaporkan mendekati Bumi. Terhitung sejak 6 Juni, asteroid 2002 NN4 telah melintas dengan jarak orbil yang cukup dekat dengan Bumi atau Center for Near Earth Object Studies (CNEOS).
Selain 2002 NN4, NASA mendeteksi beberapa asteroid lainnya seperti, asteroid 2020 KO1, 2020 KQ1, dan 2020 LA. Untungnya bebatuan luar angkasa ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari asteroid 2002 NN4.