Bagikan:

JAKARTA - Tim Johns Hopkins Applied Physics Lab (APL) NASA beserta para astronomnya baru saja menguraikan kesuksesan Uji Pengalihan Asteroid Ganda (DART), di mana pesawat ruang angkasa itu bertabrakan dengan asteroid yang dikenal sebagai Dimorphos.

Diuraikan dalam empat makalah peer-review yang mengeksplorasi seberapa sukses misi tersebut, kemudian dikonfirmasi NASA dalam unggahan blog, DART memvalidasi dampak kinetik sebagai cara yang layak untuk membelokkan asteroid berbahaya.

DART diluncurkan pada akhir 2021 dengan roket milik SpaceX, Falcon 9 dan menempuh perjalanan panjang ke pasangan asteroid Didymos-Dimorphos.

Didymos memiliki ukuran yang lebih besar, dengan diameter sekitar 765 meter yang diorbit oleh Dimorphos, lebih kecil berukuran 150 meter. Hal ini menjadikan Dimorphos sebagai target ideal NASA untuk uji tumbukan karena mengorbit Didymos setiap 11,9 jam.

NASA menjelaskan, teknik penabrak kinetik, yang oleh penulis APL Ajai Raj mendefinisikan sebagai cara yang efektif menghancurkan sesuatu menjadi benda lain untuk pertahanan planet.

DART memang meluncur pada 2021, tetapi baru menabrak asteroid tersebut pada 26 September tahun lalu, mengubah orbit asteroid Dimorphos selama 33 menit.

Usai menabrak Dimorphos, DART menghasilkan puing-puing dari asteroid di titik tumbukan, yang dikenal sebagai ejecta. Efek mundur dari puing-puing ditemukan lebih berkontribusi pada perubahan momentum asteroid daripada dampaknya sendiri.

“Temuan ini menambah pemahaman mendasar kami tentang asteroid dan membangun landasan bagaimana umat manusia dapat mempertahankan Bumi dari asteroid yang berpotensi berbahaya dengan mengubah jalurnya,” ungkap administrator asosiasi NASA untuk Direktorat Misi Sains, Nicola Fox.

Sebagai informasi, empat makalah itu diterbitkan di jurnal Nature. Makalah itu menjelaskan hasil dan kesimpulan dari misi DART.

Dalam makalah lain, penulis di APL melaporkan, jika ada asteroid seperti Dimorphos dengan diameter sekitar setengah mil, sekarang dapat berhasil dibelokkan dengan metode itu.

Jadi tidak memerlukan misi pengintaian terlebih dahulu.

Namun, para penulis memperingatkan penduduk Bumi harus diperingatkan lebih dahulu. Idealnya beberapa dekade sebelumnya atau minimal beberapa tahun.

Itu untuk mengurangi ancaman semacam itu, demikian dikutip dari The Verge, Sabtu, 4 Maret.