Bagikan:

JAKARTA - Setelah 10 bulan terbang di luar angkasa, pesawat Double Asteroid Redirection Test (DART) milik NASA akhirnya berhasil menabrak targetnya asteroid Dimorphos 27 September.

Keberhasilan misi ini menandakan bahwa pesawat DART mampu melindungi Bumi dari asteroid atau komet yang membahayakan Bumi nantinya.

“Pada intinya, DART mewakili keberhasilan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pertahanan planet, tetapi juga merupakan misi persatuan dengan manfaat nyata bagi seluruh umat manusia,” kata Administrator NASA Bill Nelson.

“Saat NASA mempelajari kosmos dan planet rumah kita, kita juga bekerja untuk melindungi rumah itu, dan kolaborasi internasional ini mengubah fiksi ilmiah menjadi fakta ilmiah, menunjukkan satu cara untuk melindungi Bumi," imbuhnya.

Untuk lebih jelasnya, berikut fakta-fakta tentang misi DART dan keberhasilannya menabrakan diri ke asteroid Dimorphos yang dikutip dari berbagai sumber, Rabu, 28 September.

1. DART adalah misi pertama yang mencoba mengarahkan jalur asteroid dengan menabrakkan pesawat ruang angkasa ke dalamnya dan membelokkannya, teknik yang dikenal sebagai dampak kinetik.

Misi tersebut merupakan bagian dari strategi pertahanan planet oleh NASA dan bertujuan untuk membangun kemampuan, memodelkan, memprediksi, dan mempersiapkan jika ada asteroid yang mungkin memberikan ancaman bagi Bumi.

2. DART dirancang dan dibangun oleh tim di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins (APL) di Maryland, Amerika Serikat. Struktur utamanya adalah sebuah kubus dengan lebar kira-kira 1 meter persegi  yang dilengkapi dengan susunan surya besar dan fleksibel di sisi berlawanan yang masing-masing membentang sekitar 8 meter. Ia memiliki massa sekitar 610 kilogram.

Pesawat ruang angkasa ini didukung oleh NEXT–C, NASA's Evolutionary Xenon Thruster–Commercial, sistem propulsi ion bertenaga surya yang menghasilkan daya dorong menggunakan xenon sebagai bahan bakar.

3. DART diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Vandenberg Space Force Base di California pada 23 November 2021 dan menabrakan diri ke asteroid pada 27 September 2022.

4. Target DART adalah sistem asteroid biner yang terdiri dari asteroid lebih besar bernama Didymos, yang dalam bahasa Yunani berarti kembar, dan asteroid pendamping yang lebih kecil bernama Dimorphos, yang dalam bahasa Yunani adalah dua bentuk. Asteroid tersebut mengorbitnya kira-kira setiap 12 jam. Lebar Didymos sekitar 780 meter dan Dimorphos sekitar 160 meter.

5. DART bertabrakan dengan Dimorphos ketika jaraknya sekitar 11 juta km dari Bumi. Pada saat tumbukan, diperkirakan melaju dengan kecepatan sekitar 6,6 km/detik.

6. Beberapa menit sebelum tabrakan, pesawat DART memperlihatkan detail menakjubkan dari permukaan tidak rata batu luar angkasa itu yang seluruhnya menampilkan warna abu-abu gelap. Tak lama kemudian DART melaju dengan cepat menghantam Dimorphos hingga tampilan pada kamera tersebut menghilang.

7. DART dibekali kamera resolusi tinggi Didymos Reconnaissance dan Kamera Asteroid (DRACO) untuk navigasi Optik. Selain digunakan untuk mendukung navigasi, kamera ini juga digunakan untuk mengukur ukuran dan bentuk asteroid target guna menyelidiki geologi lokasi tumbukan. Gambar yang diperoleh DRACO sebelum tumbukan kinetik dialirkan kembali ke Bumi secara real time.

Dalam empat jam terakhir sebelum tumbukan Small-body Maneuvering Autonomous Real Time Navigation (SMART Nav), bekerja bersama DRACO untuk mengarahkan pesawat ruang angkasa secara otonom ke posisi tumbukan.

8. Pesawat ruang angkasa itu juga membawa CubeSat pendamping bernama LICIACube (Light Italian CubeSat untuk Pencitraan Asteroid) yang dirancang oleh Agenzia Spaziale Italiana (ASI). LICIACube dikerahkan pada 11 September selama pendekatan pesawat ruang angkasa ke Dimorphos dan menangkap gambar dampaknya.

9. Setelah berhasil menabrakan diri, tim investigasi NASA sekarang akan mengamati Dimorphos menggunakan teleskop berbasis darat untuk memastikan bahwa dampak DART mengubah orbit asteroid di sekitar Didymos.

Para peneliti memperkirakan dampaknya akan memperpendek orbit Dimorphos sekitar 1 persen, atau kira-kira 10 menit, tepat mengukur seberapa banyak asteroid itu dibelokkan adalah salah satu tujuan utama dari tes skala penuh.

10. Beberapa minggu mendatang, tim akan mengkarakterisasi ejecta yang dihasilkan dan secara tepat mengukur perubahan orbit Dimorphos untuk menentukan seberapa efektif DART membelokkan asteroid.

Hasilnya akan membantu memvalidasi dan meningkatkan model komputer ilmiah yang penting untuk memprediksi efektivitas teknik ini sebagai metode yang andal untuk defleksi asteroid.