Bagikan:

JAKARTA - Snapchat baru saja meluncurkan sistem deteksi otomatis dan konten pendidikan baru untuk menindak penjualan pil palsu dan obat-obatan terlarang melalui platformnya.

Sistem baru ini bertujuan untuk memperingatkan pengguna tentang bahaya pil tersebut dalam upaya untuk menjaga komunitasnya aman dari fentanyl (obat analgesic dari golongan narkotika). Perusahaan induk Snapchat, Snap telah mempekerjakan lebih banyak orang untuk menanggapi permintaan penegakan hukum.

Hal ini bertujuan untuk menyajikan data selama investigasi kriminal dan mengembangkan portal pendidikan dalam aplikasi yang disebut Heads Up, berfokus pada bahaya fentanyl dan pil palsu.

“Kami bertekad untuk menghapus penjualan obat-obatan terlarang dari platform kami, dan kami telah berinvestasi dalam deteksi proaktif dan kolaborasi dengan penegak hukum untuk meminta pertanggungjawaban pengedar narkoba atas kerugian yang mereka sebabkan pada komunitas kami,” ungkap Snap dalam unggahan blog resminya yang dikutip dari TechCrunch, Jumat, 8 Oktober.

“Meskipun kami masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, di semua jenis permintaan penegakan hukum yang kami terima, waktu respons kami telah meningkat 85 persen dari tahun ke tahun," imbuhnya.

Sementara itu, perusahaan mencatat bahwa tingkat kebijakan barunya telah meningkat sebesar 112 persen selama Q1 2021, dan deteksi otomatis meningkat sebesar 260 persen. Snap juga mengklaim hampir dua pertiga konten terkait narkoba yang ditemukan di platform terdeteksi secara otomatis oleh sistem kecerdasan buatannya.

Sistem itu juga telah bekerja meningkatkan pelaporan dalam aplikasi untuk memudahkan pengguna melaporkan konten terkait narkoba. Lebih lanjut, ketika pengguna mencari kata kunci terkait narkoba, mereka sekarang akan melihat portal konten edukasi dalam aplikasi baru yang disebut Peringatan. Portal akan menampilkan konten pendidikan yang relevan, dan dirancang untuk mencegah bahaya.

Heads Up mendistribusikan konten dari organisasi terkemuka seperti Song for Charlie, Shatterproof dan Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA). Konten tambahan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit akan ditambahkan dalam beberapa minggu mendatang.

Sebagai informasi, peluncuran sistem baru ini datang sebagai tanggapan dari NBC News, yang menyelidiki kematian remaja dan dewasa muda yang diduga menggunakan Snapchat untuk membeli pil yang ternyata dicampur dengan fentanyl.

Laporan tersebut menduga bahwa pengedar narkoba telah menggunakan platform media sosial untuk menemukan pembeli dan Snapchat tidak cukup berbuat untuk mencegah bahaya.

“Kami telah mendengar cerita yang menghancurkan dari keluarga yang terkena dampak krisis ini, termasuk kasus di mana pil palsu yang mengandung fentanyl dibeli dari pengedar narkoba di Snapchat. Kami bertekad untuk menghapus penjualan obat-obatan terlarang dari platform kami," ujar Snap.