JAKARTA – Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC) dikabarkan tidak akan mengikuti langkah China yang dinilai bertindak keras terhadap cryptocurrency seperti melarang transaksi dan penambangan kripto di negara sendiri. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua SEC, Gary Gensler dalam sebuah sidang bersama Komite Layanan Keuangan Parlemen AS.
Gensler juga menyatakan bahwa SEC tidak akan melarang mata uang kripto karena pihaknya tidak punya wewenang untuk melakukannya. Dia menyerahkan hal tersebut kepada keputusan Kongres. “Itu terserah Kongres. Apa yang kami kerjakan adalah wewenang yang telah Anda berikan kepada kami,” kata Gensler.
Melansir DailyHodl, Gary Gensler menyebutkan bahwa AS dan China punya pandangan berbeda secara fundamental mengenai aset digital.
Pemerintah AS berupaya memberikan perlindungan kepada konsumen dan investor, sedangkan China memilih untuk melarang keras seluruh bisnis yang berkaitan dengan kripto.
BACA JUGA:
“Saya pikir pendekatan kami sangat berbeda. Persoalannya, bagaimana kita bisa mendapatkan bidang ini dalam perlindungan investor dan konsumen yang kita miliki? Dan juga bekerja dengan regulator bank dan lainnya, bagaimana kami memastikan bahwa Departemen Keuangan memilikinya (peraturan perlindungan konsumen) dalam pencucian uang, kepatuhan pajak, dan tentu saja masalah stabilitas keuangan yang juga dapat ditimbulkan oleh stablecoin?”
Sebagaimana yang sudah diberitakan sebelumnya, pada bulan September lalu, pemerintah China telah melarang seluruh aktivitas bisnis yang berkaitan dengan mata uang cryptocurrency termasuk perdagangan dan penambangan kripto.
Keputusan keras tersebut berimbas pada sejumlah bursa kripto besar seperti Binance dan Huobi yang terpaksa harus memblokir pengguna baru dari China Daratan. Tidak berhenti sampai di situ saja, Huobi berencana menyetop layanannya untuk pengguna China pada akhir tahun 2021.