JAKARTA - Kelangkaan chip secara global semakin menyebabkan empat dari penjual mobil dan truk terbesar di Amerika Serikat (AS) mengatakan penjualan mereka telah jatuh baru-baru ini.
Peristiwa tersebut membuktikan tekanan yang kuat bahwa kekurangan semikonduktor global telah menyebabkan industri otomotif merosot tajam. General Motors (GM), Honda, Nissan dan Stellantis melaporkan penurunan penjualan yang signifikan dalam tiga bulan yang berakhir pada September.
Dalam kasus GM, perusahaan mengalami penurunan sepertiga dari tahun sebelumnya. Kekurangan telah chip memaksa mereka untuk menghentikan operasi pabrik, meninggalkan dealer dengan sedikit kendaraan untuk dijual.
Dihimpun dari NYTimes, Senin, 3 Oktober, GM hanya menjual 33 persen lebih sedikit mobil di Q3 2021 daripada di Q3 2019, sebanyak 446.997 unit tahun ini dibandingkan dengan 665.192 tahun lalu. Sementara, di Q3 2020 hanya turun 13 persen dari penjualan di Q3 2019.
GM selama ini dikenal telah menjadi penjual kendaraan terbesar di AS setiap tahun sejak melewati Ford pada tahun 1931. Dengan angka penjualan tersebut, sepertinya mahkota GM yang selama 90 tahun dicapainya, harus lepas akibat pandemi COVID-19 dan dikalahkan oleh Toyota.
Toyota yang berbasis di Jepang, justru mengalami sedikit peningkatan untuk kuartal tersebut sekitar 1 persen dengan 566.005 unit yang terjual, tetapi penjualannya pada September turun tajam 22 persen dari tahun lalu setelah terpaksa memangkas produksi global karena kekurangan chip dan gangguan lain pada pasokan suku cadangannya akibat pandemi COVID-19.
"Kami berada di perairan yang belum dapat dipetakan. Kami belum pernah melihat kekurangan kendaraan seperti ini. Tidak ada cukup mobil untuk dijual," ungkap Presiden Haig Partners dan konsultan otomotif, Alan Haig.
BACA JUGA:
Kekurangan semikonduktor berawal saat pandemi dimulai, ketika pembuat mobil di seluruh dunia menutup pabrik selama berminggu-minggu dan tiba-tiba memangkas pesanan mereka untuk chip komputer.
Pada saat yang sama, produsen laptop, konsol gim, dan elektronik lainnya menuntut lebih banyak chip karena penjualan produk mereka meningkat karena banyaknya konsumen yang tinggal di rumah. Namun, ketika pabrikan mobil ingin melanjutkan produksi, pembuat chip justru hanya memiliki kapasitas produksi yang jauh lebih sedikit untuk dialokasikan chip otomotif.
Penjualan mobil yang kuat, sebagian didorong oleh pemulihan ekonomi program pemerintah, dengan membantu menopang belanja konsumen selama tahun pertama pandemi. Tetapi sekarang penundaan produksi dan persediaan yang habis menghambat penjualan ketika dukungan pemerintah yang berkurang dan munculnya varian Delta dari virus corona sebagai hambatan baru pada pengeluaran konsumen.