JAKARTA - Google menyadari bahwa platformnya dipenuhi dengan pengiklan yang tidak jujur alias bodong. Dan kini perusahaan mulai memberikan lebih banyak informasi kepada pengguna tentang siapa yang menjalankan iklan yang mereka lihat.
Dalam tab "Tentang Iklan Ini" perusahaan akan menampilkan informasi dasar tentang pengiklan, serta iklan lain yang mereka jalankan dalam 30 hari terakhir. Tujuannya adalah untuk membantu pengguna menilai dengan baik apakah pengiklan dapat dipercaya. Langkah ini mengikuti kritik tentang penipuan di berbagai platformnya seperti Google Search, YouTube, Gmail dan lainnya.
Dengan memberikan lebih banyak transparansi, Google mengharapkan pengguna dapat berhati-hati sebelum membeli. Misalnya saja saat melihat iklan jaket, tetapi tidak mengenali mereknya. Dengan halaman pengiklan, pengguna dapat mempelajari lebih lanjut tentang pengiklan tersebut sebelum mengunjungi situs mereka atau melakukan transaksi.
Selain mempelajari tentang iklan dan pengiklan, pengguna dapat lebih mudah melaporkan iklan jika mereka yakin itu melanggar salah satu kebijakan perusahaan. Saat iklan dilaporkan, tim Google akan meninjau apakah mereka mematuhi kebijakan dan akan menghapusnya jika tidak sesuai.
"Menciptakan pengalaman yang aman adalah prioritas utama kami, dan umpan balik pengguna adalah bagian penting dari cara kami melakukannya," ungkap Google dalam blog resminya yang dikutip dari The Verge, Kamis, 23 September.
Halaman pengiklan akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang di Amerika Serikat (AS), dan akan diluncurkan secara bertahap ke lebih banyak negara pada 2022.
"Kami juga akan terus mempelajari cara membagikan data tambahan dalam halaman pengiklan dari waktu ke waktu," lanjut Google.
BACA JUGA:
Beberapa waktu lalu, Google juga telah memperkenalkan program verifikasi identitas pengiklan yang mengharuskan pengiklan Google untuk memverifikasi informasi tentang bisnis mereka, dari mana mereka beroperasi, dan apa yang mereka jual atau promosikan.
Transparansi ini membantu pengguna mempelajari lebih lanjut tentang perusahaan di balik iklan tertentu. Ini juga membantu membedakan pengiklan yang kredibel dalam ekosistem, sambil membatasi kemampuan aktor jahat untuk salah menggambarkan diri mereka sendiri. Sejak meluncurkan program tahun lalu, Google telah mulai memverifikasi pengiklan di lebih dari 90 negara.
Namun, laporan di Inggris baru-baru ini menunjukkan bahwa Google dan Facebook yang mendominasi iklan hingga kini masih gagal menghapus banyak iklan penipuan, yang mengarahkan pengguna ke versi tiruan dari e-commerce terkenal.
Beberapa scammer bahkan menargetkan Google Maps dengan daftar bisnis palsu. Sekarang, seharusnya lebih mudah untuk melaporkan iklan yang melanggar kebijakan Google, di mana Google berjanji bahwa anggota tim akan meninjau semua pelaporan.