Mantan Eksekutif Sony Beberkan Alasan Mengapa Gim Konsol Dijual Sangat Mahal
Gim PS5 hargnya kini sangat tinggi. (foto: Charles Sims/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Melihat harga gim konsol saat ini di pasaran membuat kita mengelus dada. Bagaimana tidak, harga yang ditawarkan untuk sebuah gim baru begitu mahal. Para gamer harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Namun,  itu bisa dimaklumi setelah mengetahui biaya pembuatan satu buah gim tidak murah.

Diungkapkan oleh mantan wakil presiden Sony Computer Entertainment Europe, Shawn Layden dalam sebuah wawancaranya kepada Bloomberg belum lama ini, seperti dikutip dari Wccftech, Rabu, 8 September.

Layden mengatakan bahwa biaya pembuatan sebuah gim AAA untuk PlayStation 4 saja mencapai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,47 triliun, itu bukanlah angka yang kecil. Begitupun dengan PlayStation 5, para pengembang harus merogoh kocek yang lebih dalam lagi.

“Mereka membutuhkan dana hingga 200 juta dolar AS (setara Rp2,85 triliun) untuk sebuah gim AAA,” ujar Layden.

Di samping itu, Layden khawatir hal ini mungkin berdampak buruk pada inovasi. Jika tidak dapat menghentikan kenaikan kurva biaya, yang dapat dilakukan hanyalah mencoba mengurangi risikonya.

"Itu menempatkan Anda di tempat di mana Anda diberi insentif untuk sekuel. Apa yang terjadi di sana adalah Anda berakhir dengan 3 hingga 4 silo gim atau jenis gim yang terus ada, dan variasinya diperas," kata Layden.

Peningkatan biaya pengembangan yang cukup besar dapat menjelaskan mengapa gim di PS5 dibanderol 10 dolar AS lebih mahal dari judul gim PS4. Faktanya, Sony baru-baru ini mendapat kecaman karena Horizon Forbidden West edisi PS4 standar tidak menyertakan upgrade gratis ke PS5 meskipun telah dijanjikan.

Mereka akhirnya mundur pada gim khusus ini, tetapi mereka juga mengklarifikasi bahwa semua peningkatan PS4 ke PS5 untuk eksklusif pihak pertama PlayStation di masa mendatang akan dikenakan biaya 10 dolar AS.

Sebagai informasi, Shawn Layden bekerja di Sony selama 32 tahun, mencakup berbagai peran seperti Wakil Presiden Sony Computer Entertainment Europe, Presiden Sony Computer Entertainment Jepang, Presiden dan CEO Sony Computer Entertainment America, dan terakhir Presiden dan Ketua Sony Worldwide Studios sebelum tiba-tiba pergi pada September 2019.

Kepergiannya itu kabarnya disebabkan oleh perselisihan dengan bos PlayStation Jim Ryan. Layden diketahui baru-baru ini bergabung dengan dewan penasihat Streamline Media Group, yakni perusahaan yang bertujuan untuk mengembangkan solusi Metaverse untuk merek industri.