JAKARTA - NASA mengatakan meskipun ada serangkaian kemunduran teknis dan anggaran, masih ada target untuk menempatkan wanita pertama dan pria berikutnya di permukaan bulan pada tahun 2024.
Administrator NASA, Bill Nelson, menegaskan kembali komitmen badan-badan tersebut untuk tujuan pendaratan di bulan. Hal itu ia tegaskan dalam Simposium Luar Angkasa tahunan ke-36 di Colorado Springs, Colorado. “kita dapat melakukan hal-hal sulit', karena kita adalah orang yang dapat melakukan,” kata Nelson.
Program Artemis adalah penerus Apollo, yang telah membawa Neil Armstrong dan 11 orang lainnya menginjakkan kaki di permukaan Bulan, satu-satunya satelit alami dari Bumi pada 1960-an dan 70-an.
Batas waktu 2024 sudah menjadi tantangan ambisius, tetapi semakin diragukan karena tantangan hukum dari Jeff Bezos atas kontrak roket pendarat di bulan, serta masalah dengan pakaian antariksa dan kendala anggaran yang diberlakukan oleh Kongres.
Nelson mengatakan badan tersebut akan berusaha keras, Seperti mengutip pidato Presiden John F Kennedy pada tahun 1962, yang mengatakan: “Kami memilih untuk pergi ke bulan dalam dekade ini dan melakukan hal-hal lain, bukan karena itu mudah, tetapi karena itu sulit,” ungkap Kennedy saat itu.
For the first time in more than 50 years, @NASA will return humans to the Moon.
And we will go in a way that reflects the world today – with our commercial and international partners in a global effort. https://t.co/7czHZATAwq
— Bill Nelson (@SenBillNelson) August 24, 2021
Jika jadwal berjalan sesuai rencana, kru Artemis 3 akan meluncur dari pesawat ruang angkasa Orion di atas roket Space Launch System pada September 2024.
Misi itu akan membawa empat astronot yang akan meninggalkan Bumi. Selain itu dua akan membawa Sistem Pendarat Manusia SpaceX ke permukaan. Mereka mendarat di wilayah kutub selatan bulan dan tinggal selama 6,5 hari. Kemudian melakukan empat perjalanan di bulan pada waktu itu.
Batas waktu yang ketat awalnya diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump, dan NASA telah berkomitmen untuk tetap berpegang pada tujuannya, yang akan membutuhkan penerbangan Artemis pertama untuk lepas landas awal tahun depan, kemudian mengirim Orion tanpa awak di sekitar bulan.
Roket Space Launch System telah menghadapi sejumlah penundaan. Ini membuat jadwal peluncuran dalam bahaya. Apalagi baru-baru ini seluruh misi telah dilanda rintangan.
“Penghargaan demo sistem pendaratan manusia kami telah ditunda oleh penundaan dan oleh litigasi,” kata Nelson pada simposium.
“Pakaian antariksa, yang untuk pertama kalinya, dibuat oleh mitra komersial kami, secara teknis menantang. COVID-19 telah menyebabkan gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam rantai pasokan," tambahnya.
Terakhir kali orang berjalan di bulan adalah pada bulan Desember 1972, ketika Eugene Cernan dan Harrison Schmitt menghabiskan sekitar 12,6 hari di permukaan bulan bersama Apollo 17.
Seperti Apollo, misi Artemis berawak pertama akan melakukan perjalanan mengelilingi bulan tetapi tidak akan benar-benar mendarat di permukaan, yang akan diluncurkan pada tahun 2023.
Namun, dengan banyaknya kendala yang dihadapi dalam peluncuran tersebut, banyak yang menduga NASA akan gagal mencapai pendaratan 2024.
Kantor Inspektur Jenderal (OIG) NASA sendiri baru-baru ini menemukan bahwa mereka tidak akan bisa mendapatkan pakaian antariksa generasi berikutnya, yang disebut Exploration Extravehicular Mobility Unit (xEMU) yang dirancang, diuji, dan dibangun tepat waktu untuk pendaratan Desember 2024.
BACA JUGA:
"Jadwal NASA saat ini adalah memproduksi dua xEMU pertama yang siap terbang pada November 2024, tetapi badan tersebut menghadapi tantangan signifikan dalam memenuhi tujuan ini," audit memperingatkan.
Ia menambahkan bahwa keterlambatan dalam pengembangan setelan, sebagian karena banyak perusahaan sektor swasta yang membangun berbagai aspek teknologi, membuat pendaratan 2024 tidak dapat dilakukan.
Seolah itu tidak cukup buruk untuk misi bulan yang terkepung, NASA juga secara sukarela menghentikan pekerjaan di pendarat bulan, yang dikembangkan oleh SpaceX.