JAKARTA – NASA menggelar telekonferensi pada Senin, 15 April lalu untuk membahas tinjauan dari misi Pengembalian Sampel Mars (MSR). Program besar ini diperkirakan akan tertunda karena masalah keuangan.
Berdasarkan tinjauan independen, Administrator NASA, Bill Nelson, mengatakan bahwa pengembalian sampel yang dibawa oleh penjelajah Perseverance bisa menelan biaya hingga 11 miliar dolar AS (Rp177 triliun). Dana ini tidak akan terkumpul hingga tahun fiskal 2025.
Jika NASA tidak menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini, misi MSR bisa ditunda hingga tahun 2040. Nelson mengatakan bahwa hal ini tidak boleh terjadi karena targetnya, "pada dekade 2040-an, kita akan mendaratkan astronot di Mars.”
Agar misi pengembalian sampel tidak memakan waktu yang sangat lama, NASA akan mengumpulkan saran dan ide dari berbagai fasilitas pusatnya, termasuk Jet Propulsion Laboratory. NASA masih mengharapkan solusi yang lebih cepat dan lebih murah.
BACA JUGA:
Nelson mengatakan bahwa NASA menargetkan anggaran di bawah 7 miliar dolar AS (Rp113 triliun). Misi ini diharapkan terlaksana pada tahun 2030-an agar lembaga negara tersebut tidak menghambat misi pendaratan astronot di Mars.
Sebelum tinjauan independen dilakukan pada September tahun lalu, NASA memperkirakan peluncuran misi pada tahun 2027 atau 2028. Namun, perkiraan ini tidak mungkin terjadi karena NASA menghadapi tantangan seperti teknis, risiko, dan kinerja.
NASA tidak merincikan risiko dan masalah teknis seperti apa yang mereka hadapi dalam mengerahkan misi tersebut. Saat ini, lembaga negara tersebut masih fokus dalam mengumpulkan dana karena MSR tidak akan terealisasi jika tidak memiliki dana.