JAKARTA - Facebook sedang mengumpulkan tim peneliti kecerdasan buatan, termasuk perekrutan para ahli dari Microsoft, untuk mempelajari cara menganalisis data terenkripsi tanpa mendekripsi.
Penelitian ini dapat memungkinkan Facebook untuk menargetkan iklan berdasarkan pesan terenkripsi pada layanan perpesanan WhatsApp-nya, atau untuk mengenkripsi data yang dikumpulkannya dari miliaran pengguna tanpa merusak kemampuan penargetan iklannya.
Media sosial milik Mark Zuckerberg itu adalah salah satu dari beberapa raksasa teknologi termasuk penyedia komputasi awan Microsoft, Amazon dan Google, yang sekarang sedang meneliti bidang baru, dikenal sebagai enkripsi homomorfik.
Menurut para peneliti, teknologi ini akan memungkinkan perusahaan untuk menganalisis informasi pribadi, termasuk catatan medis dan data keuangan, sambil menjaga informasi terenkripsi dan terlindungi dari ancaman keamanan siber atau, dalam kasus Facebook, bocor ke pengiklan atau pihak lain.
Meski demikian, Facebook masih bisa bertahun-tahun lagi untuk memanfaatkan enkripsi homomorfik dan menjelaskan detailmya, "Terlalu dini bagi kami untuk mempertimbangkan enkripsi homomorfik untuk WhatsApp saat ini," ungkap Facebook seperti diwartakan The Information via Slashgear, Rabu 4 Agustus.
BACA JUGA:
Tentu saja, Facebook bisa mendapatkan keuntungan dari teknologi dalam beberapa cara. Melindungi data tanpa memengaruhi efektivitas penargetan iklan dapat memungkinkan Facebook memenuhi tujuan bisnisnya dan memuaskan regulator yang telah menyatakan keprihatinannya tentang cara perusahaan menangani informasi pengguna.
Ide enkripsi homomorfik bukanlah hal yang baru, pertama kali diperkenalkan pada 1978, dan demo diluncurkan pada 2009. Salah satu tantangannya adalah beban komputasi yang terlibat, secara signifikan lebih tinggi daripada saat bekerja dengan data yang tidak dienkripsi.