Tata dan Telsat Jajaki Pemasaran Broadband Satelit di India
Bisnis pemancar dan satelit di India, kini dibuka untuk pihak swasta (foto: unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – India kembali selangkah lebih maju dalam teknologi satelit. Terbukti lewat kerja sama Grup Tata dari India, dan penyedia layanan komunikasi satelit Kanada, Telesat, sedang dalam proses menyelesaikan strategi mereka untuk mengambil bagian dari pasar broadband satelit. Hal ini dimungkinkan  karena pemerintah India akan mengumumkan kebijakannya untuk mengizinkan pemain swasta di segmen tersebut.

Ada minat yang tumbuh di pasar ini dari pemain besar lainnya termasuk Starlink Elon Musk, Project Kuiper Jeff Bezos, dan One Web yang didukung Sunil Bharti Mittal.

Entitas grup Tata Nelco telah mengumumkan kemitraan dengan Telesat pada September 2020 dengan tujuan untuk menawarkan layanan broadband perusahaan berdasarkan satelit Low Earth Orbit (LEO) Telesat. Selama 10 bulan terakhir, kedua belah pihak telah mengerjakan rencana untuk meluncurkan layanan di India begitu pemerintah mengumumkan kebijakan tersebut.

“Telesat dan Nelco sedang dalam proses menyelesaikan penawaran komersial mereka di seluruh segmen pasar perusahaan, yang tunduk pada persetujuan peraturan yang sesuai. Persyaratan pasar berbeda untuk berbagai segmen dan itu sedang dianalisis bersama,” kata PJ Nath, Managing Director & CEO di Nelco Limited, kepada BusinessLine. 

"Bersama-sama, kami menunggu pengumuman kebijakan Spacecom baru yang akan membantu untuk lebih menyempurnakan dan menyelesaikan penawaran kami di negara ini," tambahnya.

Konsep LEO-satelit

Laura Roberti, Spectrum and Market Access Director di Telesat, mengatakan perusahaan Kanada itu juga menjajaki kemitraan lokal lainnya dengan perusahaan India untuk konektivitas terestrial dari jaringan LEO-nya. 

Melalui kemitraan ini, Telesat bertujuan untuk mengeksplorasi lokasi situs untuk stasiun pendaratan gerbang dan Points of Presence di India. Konsep satelit LEO yang baru, yang mengorbit 500-2.000 km dari Bumi, menawarkan komunikasi yang lebih cepat karena memiliki latensi yang lebih rendah dan seringkali menyediakan bandwidth per pengguna yang lebih tinggi daripada satelit Geosynchronous Earth Orbit yang saat ini berjalan yang menawarkan layanan broadband.

Menimbang perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah spektrum satelit harus dilelang seperti rekan-rekan terestrialnya, Roberti mengatakan, “Penugasan spektrum melalui lelang tidak cocok untuk spektrum gelombang mikro yang akan digunakan untuk penyediaan layanan satelit. Hal ini antara lain akan menyebabkan penggunaan spektrum yang tidak efisien.”

“Tidak ada preseden untuk penetapan spektrum melalui lelang untuk layanan satelit di pita frekuensi ini,” kata Robert.