Bagikan:

JAKARTA – NewSpace India Ltd. (NSIL), bagian komersial dari Badan Riset Antariksa India (ISRO), mengumumkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan SpaceX untuk meluncurkan satelit broadband.

Satelit yang akan diluncurkan adalah Geosynchronous Satellite (GSAT)-20, kini berganti nama menjadi GSAT-N2. Dalam kontrak yang telah ditandatangani, satelit ini akan diluncurkan pada kuartal kedua tahun 2024 menggunakan roket Falcon 9.

“NSIL merealisasikan satelit GSAT-20 melalui ISRO dan akan diluncurkan di atas pesawat Falcon-9 di bawah kontrak layanan Peluncuran antara NSIL dan SpaceX, Amerika Serikat,” tulis NSIL dalam siaran pers yang dirilis pada Selasa, 2 Januari lalu.

Meski NSIL sudah mengumumkan kerja sama tersebut, mereka belum mau mengungkapkan isi dari kesepakatan yang telah ditandatangani. Perusahaan itu hanya menjelaskan bahwa mereka dan SpaceX sedang mempersiapkan peluncuran.

Awalnya, GSAT-N2 diperkirakan meluncur dengan roket Launch Vehicle Mark 3 (LVM3) yang dikembangkan oleh ISRO. Tidak diketahui alasan NSIL memilih SpaceX, tetapi kemungkinan besar berkaitan dengan berat satelit GSAT yang akan dibawa.

LVM3 hanya mampu membawa muatan dengan berat 4.000 kilogram, sedangkan berat GSAT-N2 mencapai 4.700 kilogram. Sementara itu, muatan roket Falcon 9 jauh lebih besar dibandingkan dengan LVM3, yaitu mencapai 8.300 kilogram.

Nantinya, setelah diluncurkan dengan Falcon 9, GSAT-N2 akan menawarkan kapasitas High Throughput Satellite (HTS) Ka-Ka band dengan 32 beam untuk kebutuhan broadband. Kapasitas HTS-nya akan mencapai 48Gbps.

NSIL mengeklaim bahwa layanan broadband dari konstelasi GSAT-N2 mampu memasuki daerah yang terpencil atau sulit terhubung jaringan biasa. Namun, fokus NSIL saat ini masih di sekitar India, seperti kepulauan Andaman dan Nikobar serta Lakshadweep.