JAKARTA - Melihat kesuksesan Jeff Bezos yang telah kembali usai meluncur dari luar angkasa, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat di Amerika Serikat (AS) mengusulkan untuk memberikan pajak baru yang menargetkan pariwisata luar angkasa.
Nantinya, pajak itu akan diatur dalam Undang-Undang Pajak Pengamanan Perlindungan Terhadap Emisi Karbon (SPACE), pada penerbangan ruang angkasa komersial yang membawa penumpang manusia untuk tujuan selain penelitian ilmiah.
"Perjalanan luar angkasa bukanlah liburan bebas pajak bagi orang kaya. Kami membayar pajak untuk tiket pesawat. Miliarder yang terbang ke luar angkasa, yang tidak menghasilkan nilai ilmiah harus melakukan hal yang sama, dan kemudian beberapa," ungkap Perwakilan Demokrat Oregon Earl Blumenauer di akun Twitter resminya.
I just announced my Securing Protections Against Carbon Emissions (SPACE) Tax Act.
Space travel isn't a tax-free holiday for the wealthy.
We pay taxes on plane tickets. Billionaires flying into space—producing no scientific value—should do the same, and then some! #SPACETax🚀
— Earl Blumenauer (@repblumenauer) July 20, 2021
Dikutip dari Fox Business, Rabu 21 Juli, langkah itu didasari karena Blumenauer yang juga merupakan anggota House Ways and Means Committee khawatir tentang dampak lingkungan dari peluncuran manusia ke luar angkasa untuk tujuan pariwisata atau hiburan.
Blumenauer mencatat bahwa penerbangan luar angkasa menyumbang emisi karbon 60 kali lebih banyak daripada penerbangan transatlantik berdasarkan per penumpang.
"Hasilnya adalah peluncuran luar angkasa yang diperkirakan menghasilkan emisi 60 kali lebih besar daripada penerbangan transatlantik per penumpang, cukup untuk mengendarai mobil mengelilingi Bumi dan lebih dari dua kali anggaran karbon yang direkomendasikan dalam Perjanjian Iklim Paris," jelas Blumenauer.
BACA JUGA:
Langkah itu akan mencakup pajak per penumpang atas harga penerbangan komersial ke luar angkasa dan pajak cukai dua tingkat untuk setiap peluncuran ke luar angkasa. Tingkat pertama akan berlaku untuk penerbangan antara 50 mil dan 80 mil di atas permukaan Bumi. Sedangkan jarak yang jauh lebih tinggi, di tingkat kedua, akan berlaku untuk penerbangan lebih dari 80 mil di atas permukaan Bumi.
"Saya tidak menentang jenis inovasi ruang angkasa ini. Namun, hal-hal yang dilakukan semata-mata untuk pariwisata atau hiburan, dan tidak memiliki tujuan ilmiah, pada gilirannya harus mendukung kepentingan publik," ujar Blumenauer.
Sementara itu banyak pula yang telah mengkritik miliarder karena berkonsentrasi pada eksplorasi ruang angkasa ketika orang-orang di AS tidak memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan.
Tidak hanya Blumenauer, beberapa ilmuwan juga khawatir tentang potensi bahaya jangka panjang karena industri ini siap untuk bertumbuh besar, terutama dampak pada lapisan ozon di atmosfer atas yang masih kurang dipahami.
Meski demikian, Blumenauer belum merilis secara rinci tentang proposal pajak tersebut. Sementara, menurut siaran pers, RUU itu akan memiliki pengecualian untuk penerbangan luar angkasa yang dilakukan NASA untuk tujuan ilmiah.
"Dalam kasus penerbangan di mana beberapa penumpang bekerja atas nama NASA untuk tujuan penelitian ilmiah dan yang lainnya tidak akan dikenakan pajak, (namun) pajak cukai peluncuran akan dikenakan untuk peneliti non-NASA," tulis rilis tersebut.