Jeff Bezos Dapat Hidayah akan Perangi Perubahan Iklim Usai Perjalanan Luar Angkasanya
Jeff Bezos menekankan perlunya roket yang dapat digunakan kembali untuk peluncuran luar angkasa (Dok. Blue Origin)

Bagikan:

JAKARTA - Salah satu orang terkaya di dunia Jeff Bezos telah kembali dari luar angkasa, perjalanannya itu membuat Bezos memperkuat komitmennya untuk mengatasi perubahan iklim dan masalah lingkungan.

Pendiri Amazon itu berhasil mendapatkan sayap astronotnya kemarin Selasa 20 Juli, setelah meluncurkan roket dan kapsul yang dikembangkan oleh Blue Origin, perusahaan penerbangan luar angkasa pribadinya.

Dirangkum dari NBC News, Rabu 21 Juli, peluncuran bersejarah itu adalah penerbangan suborbital pertama tanpa pilot dan dengan awak pertama yang berada di roket New Shepard Blue Origin. Perjalanan ini merupakan puncak dari mimpi seumur hidup Bezos.

"Luar biasa. Tidak ada kata-kata. Aku tidak cukup berbakat untuk mengungkapkan ini dengan kata-kata," ungkap Bezos.

Dia juga berbicara tentang bagaimana melihat Bumi dari ruang suborbital mengubah perspektifnya, "Ketika Anda melihat planet ini, tidak ada batas. Ini satu planet, dan kami berbagi dan itu rapuh," ujar Bezos.

Bezos menambahkan bahwa perjalanan tersebut memperkuat komitmennya untuk memecahkan perubahan iklim, dan berencana akan berinvestasi dalam teknologi luar angkasa yang dapat membantu generasi mendatang.

"Kita hidup di planet yang indah ini. Anda tidak dapat membayangkan betapa tipisnya atmosfer ketika Anda melihatnya dari luar angkasa. Kita perlu mengambil semua industri berat. Semua industri yang mencemari dan memindahkannya ke luar angkasa, juga menjaga Bumi sebagai permata indah dari sebuah planet ini," jelas Besoz.

"Jadi bagi saya itu memperkuat komitmen saya terhadap perubahan iklim, terhadap lingkungan, saya pikir jika Anda melihatnya, kita memiliki terlalu banyak fitnah di masyarakat saat ini, tidak cukup persatuan. Jadi kami ingin pemersatu, bukan perusak dan ketika Anda melihat planet ini, tidak ada batas, tidak ada apa-apa, itu satu planet dan kami berbagi, dan itu rapuh," imbuhnya.

BACA JUGA:


Secara khusus, Bezos menekankan perlunya roket yang dapat digunakan kembali untuk peluncuran luar angkasa dan bahwa industri yang menghasilkan polusi dapat dipindahkan ke luar angkasa untuk melestarikan lingkungan di Bumi.

"Itu akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk dicapai, tetapi hal-hal besar dimulai dengan langkah-langkah kecil," tegas Bezos.

Penerbangan Bezos adalah tamasya suborbital, yang berarti dia dan anggota krunya tidak benar-benar masuk ke orbit di sekitar Bumi. Sebaliknya, kapsul berhasil mencapai tepi ruang angkasa, pada ketinggian lebih dari 65 mil, di mana para penumpang mengalami sekitar empat menit tanpa bobot.

Sebelumnya diwartakan, Bezos terbang bersama saudaranya, Mark, dan Wally Funk yang berusia 82 tahun, mantan pilot penguji perintis yang menjalani pelatihan pada 1960-an untuk menunjukkan bahwa wanita dapat memenuhi syarat untuk korps astronot NASA.

Funk, yang peluncurannya dilakukan selama 60 tahun, sekarang menjadi orang tertua yang mencapai luar angkasa. Remaja asal Belanda Oliver Daemen berusia 18 tahun, melengkapi kru empat orang dan menjadikannya astronot termuda saat ini.

Keberhasilan Blue Origin ini menjadikannya sebuah harapan untuk segera memulai penerbangan operasional dengan pelanggan yang membayar dalam waktu dekat, "Saya akan menghemat kursi untuk orang lain, tetapi saya ingin pergi lagi," tuturnya.