JAKARTA – El Salvador berencana melegalkan Bitcoin sebagai alat transaksi dan pembayaran yang sah di negaranya. Hanya saja, sebagian pihak mengatakan jika upaya tersebut tidak akan mengakhiri dolarisasi dalam krisis ekonomi di Amerika Tengah.
“Dolar akan terus menjadi alat pembayaran yang sah di El Salvador. Operasi dapat dilakukan dengan Bitcoin terkait dengan nilainya dalam dolar,” kata Sekretaris Perdagangan dan Investasi El Salvador, Miguel Kattán dikutip CoinDesk, Senin 7 Juni.
Kattán menyebut bahwa barang-barang akan tetap dihargai dengan mata uang dolar. Dia menggambarkan bahwa tomat yang dihargai 20 sen akan tetap 20 sen meskipun pembelian menggunakan Bitcoin.
Kattán berupaya meyakinkan warga El Salvador yang khawatir negaranya akan beralih total ke standar Bitcoin. Dia mengatakan harga barang-barang akan tetap menggunakan dolar dan tidak menggunakan satuan terkecil Bitcoin, Satoshi meskipun pembeliannya bisa menggunakan Bitcoin.
Tentunya keputusan ini telah menyebabkan kebingungan sosial di masyarakat. José A. Barrera, seorang jurnalis lokal mengatakan "sangat sedikit orang yang tahu tentang mata uang kripto."
“Katakanlah itu (Bitcoin) bukan topik yang populer (di El Salvador),” tambahnya. Rencana tersebut telah menjadi perbincangan yang ramai di media sosial di El Salvador.
“Dalam jejaring sosial dan diskusi, orang mengasosiasikan atau berpikir bahwa mereka (harus) memiliki Bitcoin,” begitu RUU tersebut disahkan menjadi undang-undang.
Kebingungan warga El Salvador tersebut disebabkan adanya perbedaan nilai Bitcoin dengan upah minimum 300 dolar AS per bulan. Pasalnya Bitcoin bisa dibagi dengan desimal kedelapan, satuan terkecilnya disebut Satoshi, sehingga hal ini akan membingungkan masyarakat yang tidak terbiasa menggunakan uang kripto.
Selain itu, Barrera mengungkapkan bahwa Bitcoin mungkin layak menjadi alat transaksi di El Salvador. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya warga yang sudah terhubung ke jaringan ekonomi digital.
“Namun, kita harus menunggu untuk mengetahui kondisi apa yang akan ada dalam RUU tersebut, yang pasti akan lolos seperti yang diusulkan oleh Nayib Bukele.”
BACA JUGA:
Di sisi lain, presiden El Salvador Nayib Bukele mengantakan bahwa “Bitcoin tidak akan menggantikan dolar.” Bukele ditunjuk jadi presiden pada 2016 lalu. Sebelumnya dia menjabat sebagai walikota San Salvador.
“Apa yang dikatakan undang-undang, pada akhirnya, adalah Anda dapat membayar—jika orang yang menagih menerma Bitcoin dan jika orang yang membayar ingin menggunakan Bitcoin,” ungkap Kattán dalam sebuah pernyataan.
Meski demikian, Kattán menjelaskan bahwa Rancangan Undang-Undang tersebut melegalkan Bitcoin sebagai alat transaksi di El Salvador, RUU juga bakal membahas perlindungan masyarakat terhadap aktivitas pencucian uang.
Kattán menilai positif penggunaan Bitcoin di EL Salvador. Menurutnya, Bitcoin bakal memberikan pertumbuhan yang signifikan terhadap perekonomian negara, salah satunya lewat “Pantai Bitcoin”. Di sana, masyarakat bisa membayar hotel, membeli barang di toko, restoran dan sebagainya menggunakan Bitcoin lewat jaringan Lightning dengan biaya rendah.
“Tidak ada perbedaan dari apa yang kita miliki saat ini,” ujar Kattán. Untuk para pedagang dan konsumennya, “hubungan mereka akan selalu dengan dolar.”