JAKARTA - Dolar AS terus melemah di perdagangan Asia pada Selasa pagi, ketika investor menunggu data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini setelah data pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan memadamkan ekspektasi pengurangan lebih awal stimulus Federal Reserve (Fed).
Euro dikutip pada 1,21915 dolar AS, memantul kembali dari level terendah tiga minggu di 1,2104 dolar AS yang ditetapkan pada Jumat, 4 Juni, sementara dolar melemah menjadi 109,26 yen, kehilangan tenaga setelah mencapai level tertinggi dua bulan di 110,325 akhir pekan lalu.
Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya berdiri di 90,021, tidak jauh dari 89,533, terendah 4,5 bulan yang disentuh akhir bulan lalu.
"Bukan karena angka penggajian lemah. Tetapi karena begitu banyak ekspektasi telah dibangun sebelumnya, dolar mengalami sedikit kemunduran," kata Ahli Strategi Mata Uang Senior Barclays, Shinichiro Kadota, dilansir Antara.
Data pekerjaan pada Jumat, 4 Juni yang menunjukkan angka penggajian (payrolls) nonpertanian AS meningkat 559.000 pada Mei, 90.000 pekerjaan lebih rendah dari ekspektasi.
Data membantu menempatkan imbal hasil obligasi pemerintah AS di dekat posisi terendah baru-baru ini, membebani dolar, sementara investor sekarang melihat data harga konsumen pada Kamis, 10 Juni untuk arah baru.
Banyak investor sekarang memperkirakan The Fed akan mengungkap rencana untuk mengurangi pembelian obligasi akhir tahun ini, dan pengurangan sebenarnya akan dimulai awal tahun depan.
Pound Inggris hampir tidak bergerak di 1,4169 dolar AS, sementara dolar Australia tidak berubah di 0,7753 dolar AS, keduanya terjebak dalam kisaran yang terlihat selama beberapa bulan terakhir.
Dengan rentang perdagangan yang ketat baru-baru ini, volatilitas tersirat pada kedua mata uang telah turun ke level terendah sejak awal 2020, sebelum pasar dihantam oleh pandemi COVID-19.
Di tempat lain, peso Meksiko bertahan pada 19,832 terhadap dolar AS, mendekati level tertinggi sejak akhir Januari, setelah pemilihan paruh waktu mengonfirmasi partai MORENA pimpinan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador sebagai partai terkuat di negara itu, tetapi dengan mayoritas berkurang.
Sebaliknya, mata uang sol Peru jatuh ke level terendah sepanjang masa 3,9367 per dolar karena sosialis Pedro Castillo beringsut di depan saingan sayap kanan Keiko Fujimori dalam pemilihan presiden negara itu.
Mata uang kripto juga sedikit tergerak. Bitcoin diperdagangkan datar di 33.564 dolar AS, sementara Ether berada di 2.581 dolar AS.