Rupiah Berpotensi Melanjutkan Pelemahan di Tengah Antisipasi Data Tenaga Kerja AS
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari Rabu 6 Desember 2023 diperkirakan akan kembali bergerak melemah di tengah penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut disebabkan menurunnya optimisme pelaku pasar soal pemangkasan suku bunga acuan Fed.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa 5 Desember, Kurs rupiah spot menguat 0,27 persen ke Rp15.505 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor menguat 0,38 persen secara harian ke level harga Rp15.504 per dolar AS.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pelemahan rupiah diakibatkan antisipasi data utama nonfarm payrolls bulan November yang merupakan ukuran utama pasar tenaga kerja akan dirilis akhir pekan ini, membuat pasar agak mengurangi optimisme baru-baru ini atas penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve.

"Harga Fed Fund berjangka menunjukkan para pedagang kini memperkirakan peluang sebesar 49 persen bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga secepatnya pada bulan Maret 2024, turun secara substansial dari peluang 60 persen yang terlihat pada awal minggu. Ketidakpastian ini juga membantu dolar kembali pulih dari posisi terendah baru-baru ini," jelasnya dalam keterangan resminya Rabu 6 Desember.

Di Asia, sebuah survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa Tiongkok tumbuh lebih besar dari perkiraan pada bulan November, terjadi hanya beberapa hari setelah survei swasta menunjukkan ketahanan yang tidak terduga di sektor manufaktur.

Namun optimisme terhadap data tersebut sebagian besar diimbangi oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap epidemi baru di negara tersebut, menyusul lonjakan penyakit pernapasan di kota-kota besar di Tiongkok.

Laporan media lokal mengatakan bahwa Komisi Kesehatan Nasional yang merupakan jantung dari tindakan keras anti-COVID di negara tersebut sedang mempertimbangkan pembatasan pertemuan sosial.

Dari dalam negeri, para ekonom memprediksi Indeks harga The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sebesar 4,9 persen pada 2023.

Para ekonom mengungkapkan bahwa proyeksinya sejalan dengan laporan dari OECD tersebut.

Pada 29 November 2023, OECD dalam laporan terbarunya melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 meningkat, dari yang sebelumnya sebesar 4,7 persen kini diproyeksikan menjadi 4,9 persen.

Sementara untuk proyeksi pada 2024, OECD juga meningkatkan proyeksinya dari yang sebesar 5,1 persen menjadi 5,2 persen untuk tahun depan.

Pada 2025 juga diproyeksikan sebesar 5,2 persen.

Dalam laporannya, organisasi tersebut juga menuturkan bahwa Indonesia akan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan stabil. Kinerja juga didukung dengan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik dan inflasi yang lebih rendah.

Kemudian, sentimen investor juga diproyeksikan mendukung konsumsi dan investasi.

Ibrahim memperkirakan, rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Rabu 6 Desember dalam rentang harga Rp15.480- Rp15.550 per dolar AS.