JAKARTA – Konflik antara SEC dengan Ripple masih berlanjut. Baru-baru ini CEO Ripple Labs Brad Garlinghouse bersama Chris Larsen kompak mengajukan gugatan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan CoinDesk, Ripple meminta dokumen yang berisi komunikasi SEC dengan pihak ketiga mengenai Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Ripple (XRP). Ripple ingin membongkar alasan SEC menyebut Bitcoin dan Ethereum sebagai komoditas dan bukannya sebagai sekuritas sebagaimana Ripple.
Pada penghujung tahun 2020 lalu, pihak SEC menuding pihak Ripple telah meraup keuntungan lebih dari 1,3 miliar dollar AS lewat penawaran sekuritas aset digital yang tidak terdaftar di SEC.
“Kami menuduh Ripple, Larsen, dan Garlinghouse tidak mendaftarkan penawaran dan penjualan miliaran XRP mereka yang sedang berlangsung kepada investor ritel, yang membuat pembeli potensial kehilangan pengungkapan yang memadai tentang XRP...” ujar pihak SEC, Stephanie Avakian selaku Direktur Divisi Penegakan SEC pada Desember lalu.
BACA JUGA:
Sebelumnya, pada 6 April dan 6 Mei lalu, hakim Sarah Netburn memerintahkan pihak SEC untuk memberikan dokumen tersebut. Namun SEC menolaknya dengan alasan relevansi.
Hingga saat ini kedua belah pihak, Ripple dan SEC sudah bertemu sebanyak 5 kali guna penyelesaian masalah terkait. Pertemuan terakhir terjadi pada 1 Juni 2021 lalu.
CEO Ripple Labs, Garlinghouse mengungkapkan bahwa kasus tersebut berdampak pada sikap AS terhadap uang kripto. Permasalahan tersebut telah menghambat Ripple dalam mewujudkan keinginannya untuk go public.
Saat berita ini ditulis pada pukul 14:34 WIB, harga XRP berada di level Rp 13.693. Kini Ripple berada di bawah Dogecoin dengan menempati posisi ketujuh berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Simak terus berita kripto terbaru dari VoI.id.