JAKARTA – Ripple (XRP) dikabarkan akan go public setelah permasalahan yang menyeretnya ke meja hijau selesai. Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS menuding Ripple dan dua pejabat tingginya “mengumpulkan lebih dari 1,3 miliar dollar AS lewat proses yang tidak terdaftar dan berkala penawaran sekuritas aset digital.”
Brad Garlinghouse selaku CEO Ripple menyatakan perusahaan akan segera go public setelah permasalahan tersebut rampung. Garlinghouse juga menjadi pembicara di acara Konsensus 2021 yang diselenggarakan CoinDesk baru-baru ini.
Melansir CryptoGlobe, sejak 2020 lalu, Garlinghouse sudah berencana untuk go public, namun SEC menghalangi tujuan Ripple itu hingga tertunda sampai 2021. Dia mengungkapkan bahwa pihak perusahaan sangat ingin melantai di bursa setelah rintangan terlewati.
Saat ini Ripple telah mengalami sejumlah kemenangan atas tudingan dari SEC. Pengadilan meminta SEC untuk menyerahkan dokumen mengenai aset kripto lainnya. Pengadilan juga melarang regulator keuangan AS untuk mengakses aliran dana pribadi pejabat Ripple.
BACA JUGA:
“Kemungkinan Ripple menjadi perusahaan publik sangat tinggi dalam beberapa poin... Di tengah gugatan SEC, Anda tahu, kami perlu menghakhirinya,” kata Garlinghouse.
Selain itu, Garlinghouse juga mengungkapkan bahwa Ripple mempunyai keunggulan dibanding dua uang kripto unggulan lainnya seperti Bitcoin dan Ethereum. Salah satunya adalah, XRP lebih ramah lingkungan daripada BTC dan ETH.
Ripple juga diklaim hanya memiliki “dinamikan inflasi nol” karena seluruh koin XRP sudah dibuat dan tidak akan dibuat lagi.
Hal ini berbeda dengan BTC yang masih bisa ditambang dalam beberapa tahun mendatang. Sedangkan ETH tidak punya pasokan terbatas, seperti yang dilansir dari CryptoGlobe, Sabtu 29 Mei.