Astronom Temukan Planet "Neraka" Besi Langsung Meleleh
Ilustrasi (Photo by Alexander Andrews on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Para astronom dari Universitas of Southern Queensland, Australia baru-baru ini menemukan exoplanet baru dengan suhu paling panas di alam semesta. Mereka bahkan menamainya dengan sebutan Planet "neraka".

Berjarak 490 tahun cahaya dari Bumi, exoplanet bernama TOI-1431b atau yang disebut juga MASCARA-5b memiliki suhu paling panas di galaksi Bima Sakti. Pasalnya temperatur di permukaan planet tersebut mencapai 2.700 derajat celcius, suhu terpanas yang pernah diukur pada alam semesta sejauh ini. 

"Ini adalah dunia yang benar-benar seperti neraka. Pada siang hari temperaturnya sekitar 2.700 derajat Celcius dan malam hari mendekati sekitar 2.300 derajat Celcius," cetus Dr Brett Addison, pakar astrofisika di University of Southern Queensland.

Melansir laman ABC, Dr Brett Addison mengatakan jika tidak ada kehidupan yang mampu bertahan di atmosfer tersebut. Bila digambarkan, temperatur planet MASCARA-5b secara signifikan lebih tinggi dari titik leleh kebanyakan metal, di mana sebagian besar mencair di suhu di bawah 2.000 derajat Celcius.

Sebagai perbandingan titanium meleleh di 1.670 derajat Celcius, platinum di 1.770 derajat dan stainless steel antara 1.375 sampai 1.530 derajat. Maka artinya, jenis-jenis metal itu tidak akan mampu bertahan lama di planet MASCARA-5b.

"Tidak ada kehidupan yang bisa bertahan di atmosfernya," jelas Dr Brett Addison, ketika menggambarkan planet yang ditemukan itu.

Dalam penjelasannya, exoplanet ini merupakan planet gas raksasa yang tak memiliki permukaan pada seperti planet terestrial di Tata Surya. Namun demikian, exoplanet ini belum dapat menyamai temperatur Matahari yang mencapai 5.500 derajat Celcius.

Adapun ukuran MASCARA-5b sekitar dua kali Planet Jupiter dan jenisnya cukup langka ditemukan. Ia terlacak pertama kali oleh fasilitas Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA dan juga pengamatan di teleskop Stellar Observation Network Group (SONG).

"Saya bisa melihat orbit kecepatan radio mulai menjadi sangat jelas, menunjukkan bintang bergoyang-goyang. Pada saat itu saya tahu, oke ini pasti sebuah planet. Ini adalah planet yang sangat besar," jelas Addison.