Bagikan:

JAKARTA - Para astronom berhasil menemukan planet ekstrasurya baru HIP 99770 b, tetapi kali ini mereka menggunakan terobosan baru yang lebih canggih, yang membuatnya mudah mendeteksi dunia jauh menjadi dekat.

Berbasis data yang diperoleh dari pesawat ruang angkasa Gaia, pemetaan bintang milik Badan Antariksa Eropa (ESA) memungkinkan para astronom untuk mencitrakan planet ekstrasurya raksasa menggunakan Teleskop Subaru Jepang.

Sebagian besar planet ekstrasurya telah ditemukan dengan metode tidak langsung. Artinya, planet disimpulkan ada karena pengaruhnya terhadap bintang induknya. Sedangkan dalam pencitraan langsung, teleskop benar-benar melihat planet tersebut.

Para astronom telah mendeteksi lebih dari 5.000 planet ekstrasurya menggunakan cara tidak langsung, hanya sekitar 20 yang telah dicitrakan secara langsung.

Cara itu dilakukan agar planet dapat terlihat dengan tingkat teknologi saat ini, mereka harus terpisah jauh dari bintang induknya dan jauh lebih masif daripada Jupiter, planet terbesar di Tata Surya.

“Kami menginginkan strategi yang berbeda,” kata astronom Thayne Currie dari Observatorium Astronomi Nasional Jepang (NAOJ), Hilo, Hawaii, dan Universitas Texas-San Antonio, dikutip Senin, 17 April.

Currie dan rekannya beralih ke misi Gaia untuk mencari bintang yang benar-benar bergoyang di langit. Secara khusus, mereka menggunakan Katalog Akselerasi Hipparcos-Gaia.

Katalog ini menggabungkan data dari Gaia dengan misi pemetaan bintang ESA sebelumnya, Hipparcos untuk menyediakan garis dasar 25 tahun untuk membandingkan posisi tepat bintang. Mengukur posisi bintang di langit dikenal dengan istilah astrometr.

Dari database ini, para astronom mengidentifikasi sejumlah bintang yang tampak berubah posisi di langit malam dengan cara yang menunjukkan mereka masing-masing diorbit oleh planet raksasa.

Selanjutnya, astronom beralih ke Teleskop Subaru NAOJ di Mauna Kea, Hawaii, dan melakukan pengamatan pada Juli dan September 2020, serta Mei dan Oktober 2021.

Mereka menggunakan instrumen teleskop Subaru Coronagraphic Extreme Adaptive Optics (SCExAO) yang dipasangkan dengan Coronagraphic High-Resolution Imager dan Instrumen Spectrograph (CHARIS), astronom dengan cepat menangkap sebuah planet ekstrasurya.

Planet yang baru ditemukan itu, HIP 99770 b memiliki sekitar 16 kali massa Jupiter di Tata Surya, dan mengorbit bintang yang hampir dua kali lebih besar dari Matahari.

Meskipun orbit planet lebih dari tiga kali lebih besar dari orbit Jupiter mengelilingi Matahari, ia menerima jumlah cahaya yang hampir sama dengan Jupiter karena bintang induknya jauh lebih bercahaya daripada Matahari.

“Ini memberikan jalan baru ke depan untuk menemukan lebih banyak planet ekstrasurya, dan mengkarakterisasinya dengan cara yang jauh lebih holistik daripada yang dapat kami lakukan sebelumnya,” ujar Currie.

Hal tersebut karena metode pendeteksian langsung dan tidak langsung memberikan informasi yang berbeda tentang suatu planet. Pencitraan langsung dapat memberikan kendala yang sangat baik pada suhu dan komposisi planet.

Sementara itu, metode tidak langsung menghasilkan pengukuran massa dan karakteristik orbit planet yang sangat baik, terutama jika digabungkan dengan pengukuran posisi planet dari pencitraan langsung.

Kombinasi data Gaia dengan gambar dari Subaru memberi para astronom yang terbaik dari kedua dunia. Dan ini baru permulaan. Sekarang, para astronom tahu planet itu ada dan terlihat, nantinya teleskop lain dapat mengambil tugas untuk menganalisis cahayanya lebih lanjut.

“Penemuan planet ini akan menghasilkan lusinan studi lanjutan,” tegas Currie.

Bahkan akan ada lebih banyak penemuan dari metode ini. HIP 99770 adalah salah satu bintang pertama yang diamati dari kandidat Gaia.

Saat ini, Currie dan rekan-rekannya sedang menganalisis data dari sekitar 50 bintang lain dan apa yang telah mereka lihat membuat mereka berjanji lebih banyak penemuan akan segera dilakukan.

“(HIP 99770 b) adalah bukti konsep dari strategi baru ini untuk menemukan planet yang dapat dicitrakan yang akan jauh lebih baik dalam lima tahun ke depan,” jelas Currie.