Instagram Punya Fitur Saring Pesan DM dari Ujaran Kebencian
Ilustrasi Instagram (pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Instagram menghadirkan fitur baru yang memungkinkan pengguna untuk menyaring permintaan pesan atau direct message (DM) dari ujaran kebencian. Fitur ini mulai diujicobakan bagi para influencer dan public figure.

"Karena DM adalah tempat untuk melakukan percakapan pribadi, kami akan proaktif memberantas perkataan yang memicu ujaran kebencian atau penindasan dengan cara yang sama seperti yang sudah kami lakukan sebelumnya di kolom komentar," kutip VOI dari blog Instagram, Jumat, 23 April.

Melansir The Verge, fitur baru ini akan secara otomatis menyaring isi pesan yang diterima pengguna dari kata-kata bernada sindiran atau menyinggung. Termasuk pesan emoji yang menunjukkan konten melecehkan.

Filter DM (dok. Instagram)

Filter DM ini dapat diaktifkan lewat panel baru di aplikasi Instagram bernama 'hidden words'. Untuk mengaktifkan filter ini, kalian bisa membuka menu Settings, kemudian Privacy dan Hidden Words lalu tap toggle yang tersedia.

"Jika pengguna membuka salah satu pesan yang sudah disaring dan masuk ke dalam folder terpisah itu, mereka bisa membaca isinya, menghapus, atau melaporkan pesannya," tulis Instagram.

Sebelumnya, Instagram memungkinkan siapa saja bisa mengirim dan menerima DM, tanpa harus mem-follow terlebih dahulu. Namun kini, fitur Direct Message hanya bisa diakses jika penerima pesan mengizinkan orang lain untuk mengirim DM mereka.

Blok pesan DM (dok. Instagram)

Mencegah Cyber Bulliying

Aplikasi di bawah naungan Facebook ini juga telah bekerjasama dengan organisasi anti-diskriminasi dan anti-bulliying. Hal ini dilakukan untuk mengurangi aksi perundungan di internet secara khusus platform media sosial. 

Instagram mengatakan fitur baru ini akan digulirkan ke beberapa negara dalam beberapa minggu ke depan, tapi mereka tidak menyebutkan negara apa saja yang dimaksud. Dalam beberapa bulan ke depan, fitur ini akan diluncurkan ke lebih banyak negara.

"Kami (Instagram) akan terus bekerja sama dengan para ahli, komunitas, remaja, kreator, dan public figure untuk memahami pengalaman mereka di Instagram dan menjadi acuan kami dalam mengembangkan kebijakan untuk melindungi mereka dari penyalahgunaan online," tulis Instagram.