Bagikan:

Surabaya - Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama melawan ujaran kebencian dengan memperkuat literasi digital, bertepatan dengan peringatan Hari Internasional untuk Melawan Ujaran Kebencian.

"Melawan ujaran kebencian bisa dilakukan melalui pendidikan dan literasi media dan informasi, mengetahui tentang aturan kebebasan berekspresi untuk mengatasi akar penyebab ujaran kebencian, dan aktif melakukan kroscek," ujar Khofifah dalam keterangannya di Surabaya.

Menurutnya, masyarakat saat ini sangat mudah terprovokasi oleh ujaran kebencian yang disebarkan melalui jejaring sosial. Perkembangan teknologi yang pesat memberikan kebebasan untuk mengunggah berbagai macam konten, yang bisa berisi hate speech atau ujaran kebencian.

"Dari unggahan itu, bermacam-macam tujuannya mulai dari menyebar hoaks, memicu konflik, dan memecah belah. Kita sebagai pengguna internet dan media sosial harus melawan adanya ujaran kebencian yang semakin merajalela," tambahnya.

Berdasarkan survei penetrasi internet Indonesia oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII 2024), Jawa Timur menempati peringkat kedua sebagai provinsi dengan jumlah pengguna internet terbesar di Pulau Jawa, dengan total 34,06 juta pengguna.

Khofifah juga menekankan pentingnya filter dalam melawan ujaran kebencian. Masyarakat harus memiliki sensitivitas untuk memahami mana konten yang menggiring opini untuk memecah belah dan mengundang kebencian.

Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 ini menjelaskan bahwa dampak ujaran kebencian tidak boleh disepelekan. Ujaran kebencian sering kali memicu konflik yang jika dibiarkan, dapat membahayakan perdamaian, merusak persatuan, dan menghambat pembangunan.

"Selain mencegah diri dan lingkungan terdekat untuk memproduksi ujaran kebencian, yang paling mudah bisa kita lakukan adalah tidak mudah menyebarkan konten berbau ujaran kebencian," tutur Khofifah. Ia menegaskan pentingnya prinsip "saring sebelum sharing" untuk menghentikan penyebaran ujaran kebencian.

Khofifah juga menegaskan bahwa lingkungan daring telah menjadi ruang gema untuk retorika kebencian. Oleh sebab itu, ia berpesan kepada masyarakat untuk memperkuat literasi digital sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan global.

"Mengatasi ujaran kebencian, baik secara daring maupun dalam kehidupan nyata, menjadi lebih mudah ketika seseorang dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengidentifikasi dan menangkal ujaran kebencian. Mari melawan hate speech dan kuatkan persatuan bangsa," tutup Khofifah.