Bagikan:

JAKARTA – Harga Bitcoin masih menurun dalam beberapa hari terakhir dan belum kembali ke level biasanya. Tren negatif ini menimbulkan kekhawatiran di sejumlah investor bitcoin.

Seorang analis dari JPMorgan Chase & Co bernama Nikolaos Panigirtzoglou mengungkapkan kecemasannya akibat merosotnya harga bitcoin ini kepada Fortune pada Kamis 22 April.

“Selama beberapa hari terakhir pasar berjangka Bitcoin mengalami likuiditas tajam yang sama seperti pertengahan Februari lalu, pertengahan Januari atau akhir November,” kata Panigirtzoglou.

Dia juga memprediksi bahwa harga bitcoin akan menurun secara bertahap. Penurunan ini terjadi diperkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang meskipun harganya masih terbilang tinggi.

Harga bitcoin masih turun dan belum naik lagi (Coindesk)

“Sinyal momentum secara alami akan menurun secara bertahap dari sini selama beberapa bulan, mengingat level (bitcoin) masih tinggi,” paparnya.

Pihak JPMorgan sendiri mengambil permisalan yang terjadi sebelumnya, di mana aliran dana masuk dalam jumlah yang besar menjadikan harga bitcoin terdorong ke level tertinggi dan mencatatkan rekor harga baru dalam waktu cepat. Harga puncak yang terjadi beberapa hari lalu.

“Apakah kita melihat pengulangan dari sebelumnya masih harus dilihat,” kata Panigirtzoglou selaku analis JPMorgan itu.

Dia juga memprediksi bahwa kemungkinan untuk naik lagi masih terbilang rendah sebab momentum yang menurun secara bertahap akan sulit dibalikkan. Kali ini JPMorgan juga mengungkapkan bahwa dana masuk ke bitcoin dalam beberapa hari ini juga terlihat melemah.

All time high harga bitcoin sendiri terjadi pada 16 April lalu. Waktu itu harga bitcoin menyentuh angka 64 ribu dollar AS per koinnya. Keesokan harinya, harga bitcoin menurun secara bertahap hingga hari ini sebagaimana yang dilansir dari Coindesk.

Pada 18 April sampai saat ini harga bitcoin masih berkisar di angka 53 ribu dollar AS hingga 57 ribu dollar AS. Harga bitcoin belum kembali ke 60 ribu dollar AS seperti yang terjadi beberapa hari lalu.