Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan perangkat lunak asal Amerika Serikat, MicroStrategy, kembali memborong Bitcoin (BTC) sebanyak 1.070 BTC yang bernilai 101 juta dolar AS (Rp1,6 triliun). Pembelian ini dilakukan pada akhir tahun 2024, tepatnya sekitar 30 Desember, saat harga Bitcoin diperdagangkan di kisaran 94.000 dolar AS (Rp1,5 miliar) per koin. 

Setelah pengumuman pembelian ini, harga Bitcoin melonjak 3,6% dan berhasil menembus level psikologis 100.000 dolar AS (Rp1,6 miliar), yang menjadi angka penting bagi para investor dan analis kripto. Tidak hanya itu, harga saham MicroStrategy (MSTR) juga ikut terangkat, naik 4,5% dan diperdagangkan di atas 350 dolar AS (Rp5,7 juta) per lembar, mencerminkan respons positif pasar terhadap langkah tersebut.

Langkah ini menandai minggu ke-9 berturut-turut dalam program pembelian Bitcoin oleh MicroStrategy. sebuah indikasi bahwa perusahaan ini sangat serius dalam menjadikan BTC sebagai bagian integral dari strategi jangka panjang mereka.

Dengan pembelian terbarunya, MicroStrategy kini mengantongi 447.470 BTC yang jika dihitung berdasarkan harga pasar saat ini bernilai sekitar 45,3 miliar dolar AS (Rp732 triliun). Pada harga rata-rata pembelian sebesar 62.470 dolar AS (Rp1 juta), perusahaan ini mencatatkan keuntungan sebesar 62% dari total investasi Bitcoin mereka.

Meski demikian, MicroStrategy masih menghadapi kerugian signifikan pada kuartal keempat 2024, dengan laporan kerugian penurunan nilai aset sebesar 1 miliar dolar AS (Rp16,2 triliun). 

Namun, seiring dengan transisi perusahaan menuju penggunaan akuntansi nilai wajar untuk aset kripto mereka, neraca perusahaan diperkirakan akan melonjak dari 17,9 miliar dolar AS (Rp289 triliun) menjadi hampir 24 miliar dolar AS (Rp388 triliun). Dalam hal imbal hasil, perusahaan ini mencatatkan hasil 48% dari Bitcoin mereka pada kuartal keempat dan 74,3% untuk tahun keuangan 2024.