Bagikan:

JAKARTA - Surat kabar Spanyol La Vanguardia memutuskan untuk berhenti memposting di platform media sosial milik Elon Musk, X, dan berencana menonaktifkan akunnya. Pada  Kamis, 14 November surat kabar ini mengungkapkan bahwa platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter tersebut telah menjadi "ruang gema" bagi disinformasi dan teori konspirasi.

La Vanguardia, yang merupakan surat kabar keempat paling banyak dibaca di Spanyol, akan berhenti memposting langsung di X, tetapi masih mengizinkan jurnalisnya untuk tetap memiliki akun pribadi. Editor La Vanguardia, Jordi Juan, juga menonaktifkan akun pribadinya di platform tersebut.

Langkah La Vanguardia ini mengikuti keputusan The Guardian di Inggris, yang pada  Selasa 12 November juga mengumumkan keluarnya dari platform X dengan alasan maraknya rasisme dan teori konspirasi di platform tersebut.

La Vanguardia yang berbasis di Barcelona, memiliki sekitar 1,7 juta pengikut di X, menyatakan bahwa sejak diambil alih oleh Elon Musk pada 2022, platform tersebut kehilangan mekanisme moderasi yang "efektif dan masuk akal". Dalam editorialnya, Juan mengkritik toleransi yang semakin besar terhadap konten beracun dan manipulatif di X akibat banyaknya bot.

"Ide-ide yang melanggar hak asasi manusia, seperti kebencian terhadap minoritas etnis, misogini, dan rasisme, menjadi bagian dari konten viral di X yang mendulang perhatian pengguna dan menghasilkan lebih banyak pendapatan iklan," tulis La Vanguardia dalam editorial tersebut.

Selain itu, La Vanguardia juga menyebut penunjukan Musk sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan oleh Presiden Terpilih AS Donald Trump sebagai faktor lain yang memperkuat keputusannya untuk meninggalkan platform ini. Disinformasi yang disebarkan oleh bot dari negara-negara seperti India terkait banjir yang terjadi di Valencia dua minggu lalu juga disebut sebagai alasan tambahan di balik keputusan tersebut.

Ketika Musk mengambil alih X, ia memecat ribuan pekerja, termasuk banyak yang terlibat dalam moderasi konten. La Vanguardia juga mencatat bahwa X menarik diri dari program Uni Eropa untuk melawan disinformasi pada 2023, yang menurut kritikus telah memperburuk penyebaran ujaran kebencian di platform tersebut. Musk sendiri menyatakan bahwa pendekatannya bertujuan untuk melindungi kebebasan berbicara.