JAKARTA - Media Inggris, Guardian mengumumkan pada Rabu 13 November bahwa pihaknya akan berhenti memposting konten di platform media sosial X. Mereka beralasan karena maraknya "konten yang mengganggu" termasuk rasisme dan teori konspirasi di platform tersebut. '
Keputusan ini menjadikan Guardian sebagai perusahaan media besar pertama di Inggris yang mundur dari platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dan yang diakuisisi oleh Elon Musk pada tahun 2022.
Dalam editorial yang diterbitkan di situsnya, Guardian menyatakan bahwa "manfaat yang didapat dari berada di X kini telah kalah oleh dampak negatifnya, dan sumber daya lebih baik digunakan untuk mempromosikan jurnalisme kami di tempat lain."
Pihak Guardian menambahkan bahwa langkah ini telah dipertimbangkan sejak lama, mengingat seringnya muncul konten yang mengganggu, seperti teori konspirasi ekstrem kanan dan rasisme.
Menanggapi hal ini, Musk mengunggah di X dan menyebut Guardian sebagai media yang "tidak relevan". Musk, yang sebelumnya mendukung kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS bulan ini, menekankan bahwa dirinya membela kebebasan berbicara.
BACA JUGA:
Keputusan Guardian untuk keluar dari X menambah panjang daftar organisasi di Inggris yang memutuskan berhenti menggunakan platform tersebut.
Sebelumnya, beberapa lembaga amal, kesehatan, dan pendidikan di Inggris juga telah menyatakan sikap serupa. Bahkan, bulan lalu sebuah kepolisian Inggris mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi memposting di X, sementara beberapa lembaga lainnya sedang mempertimbangkan untuk mengambil langkah serupa.
Sementara itu, pemerintah Inggris masih menggunakan X namun tidak untuk komunikasi berbayar, meskipun tetap beriklan di platform Meta seperti Instagram dan Facebook.