Bagikan:

JAKARTA - Masalah iklan di platform X, sebelumnya Twitter, tampaknya akan membawa banyak kerugian di akhir tahun ini. Padahal, pendapatan iklan mereka biasanya tinggi di kuartal terakhir.

X biasanya meningkatkan jumlah iklan menjelang akhir tahun untuk mendukung musim belanja saat libur natal dan tahun baru. Namun, New York Times memperkirakan pendapatan di kuartal terakhir ini akan jauh berbeda dari biasanya.

Lebih dari 100 merek dan kandidat politik dilaporkan telah menghentikan iklan mereka, baik sementara maupun jangka panjang, di situs web X. Di luar dari jumlah tersebut, lusinan pengiklan juga sedang mempertimbangkan untuk berhenti beriklan.

Dengan hilangnya ratusan pengiklan ini, New York Times memperkirakan kerugian yang cukup besar. X mungkin akan kehilangan pendapatan iklan hingga 75 juta dolar AS atau sekitar Rp1,1 triliun.

Mundurnya para pengiklan ini pertama kali terjadi setelah Elon Musk, pemilik X, mengunggah cuitan yang kontroversial terkait teori konspirasi antisemitisme. Tak lama setelah itu, pusat penelitian Media Matters mengunggah artikel terkait iklan di samping konten antisemitisme.

Media Matters mengatakan bahwa produk dari pengiklan besar seperti Apple, IBM, Xfinity, hingga Oracle ditempatkan berdampingan dengan konten yang mendukung gerakan Nazi dan mempromosikan Hitler.

Berkat mundurnya para pengiklan dalam waktu yang terbilang cukup singkat, Elon Musk langsung mengajukan gugatan pada Senin, 20 November lalu. Media Matters dianggap melakukan manipulasi tata letak iklan di samping konten pro-Nazi.

Perusahaan yang paling baru menarik iklannya adalah Ubisoft, Airbnb, Uber, dan Coca-Cola. Airbnb diketahui telah menghentikan iklan senilai 1 juta dolar AS (Rp15 miliar), sementara Netflix telah menghentikan iklan senilai 4 juta dolar AS (Rp62 miliar).