JAKARTA - Tokoh kripto terkemuka yang baru bebas dari jeruji besi, Changpeng Zhao atau yang akrab dikenal sebagai CZ, baru-baru ini membuat pernyataan menarik yang membantah anggapan bahwa “Bitcoin sudah mati.”
Setelah kembali dari tahanan, CZ kembali aktif di platform media sosial X, dan membagikan tautan ke situs “Bitcoin is Dead,” yang melacak klaim-klaim skeptis tentang kematian Bitcoin.
Menurut CZ, pandangan negatif terhadap Bitcoin seringkali tidak akurat dan bahkan berulang kali terbukti salah oleh performa pasar. Dengan nada humor, CZ mengajak para pengikutnya untuk memahami pola skeptisisme ini, terutama ketika Bitcoin menghadapi tekanan dari pasar maupun regulasi.
Saat ini, harga Bitcoin (BTC) diperdagangkan di sekitar 88.628 dolar AS (sekitar Rp1,37 miliar), dengan kapitalisasi pasar senilai 1,76 triliun dolar AS (sekitar Rp27.3 kuadriliun). Meskipun menjadi aset digital terbesar di dunia, keberhasilan ini tidak menghentikan para kritikus dalam menyerang Bitcoin.
BACA JUGA:
Beberapa tokoh terkemuka seperti ekonom Peter Schiff, Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, hingga mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, telah menyatakan bahwa Bitcoin gagal sebagai mata uang, membahayakan dolar AS, atau bahkan sebagai “ilusi” yang dapat menyesatkan investor.
Meksi begitu, Bitcoin terus membuktikan daya tahannya, mencetak keuntungan yang signifikan dan menghasilkan miliarder baru di antara pemegangnya. CZ menegaskan bahwa klaim “Bitcoin sudah mati” sebenarnya bukan hal baru. Di laman “Bitcoin is Dead” yang dikelola BuyBitcoinWorldwide, tercatat ada 385 artikel yang menyatakan kematian Bitcoin.
Sementara situs lain, 99Bitcoins, mencatat bahwa Bitcoin sudah dinyatakan “mati” sebanyak 477 kali. Meski demikian, kenyataan di pasar menunjukkan sebaliknya. Menariknya, pandangan pesimistis ini kerap muncul setiap kali Bitcoin mengalami penurunan harga atau menghadapi tekanan regulasi, tetapi Bitcoin justru bangkit dan mendominasi pasar kripto.