Bos Binance Sindir Elon Musk Soal Penggunaan Energi Listrik untuk Tambang Kripto
Bos Binance Zhangpeng Zhao (Coinmarketcap)

Bagikan:

JAKARTA -  Bos platform pertukaran mata uang kripto Binance, Changpeng Zhao melontarkan pernyataan yang menyindir Elon Musk terkait penggunaan listrik untuk aktivitas penambangan Bitcoin.

Dalam cuitan tersebut Zhao tidak secara spesifik menyebut Elon Musk. Beberapa waktu lalu, Elon Musk telah mengeluarkan kebijakan untuk menyetop pembelian Tesla dengan menggunakan mobil listrik karena diklaim boros energi. Sontak saja, cuitan tersebut membuat harga Bitcoin anjlok.

Baru-baru ini, Changpeng Zhao angkat suara terkait keputusan bos Tesla tersebut. Dia menyebutkan bahwa ketika listrik digunakan untuk keperluan sistem keuangan yang paling efisien seperti Bitcoin, hal tersebut malah dianggap masalah bagi lingkungan.  

“Bila Anda menggunakan listrik untuk menjalankan mobil, itu ramah lingkungan. Ketika Anda menggunakan listrik untuk menjalankan jaringan keuangan paling efisien di dunia, itu adalah masalah lingkungan,” kata bos Binance dalam cuitan Twitternya pada Kamis 3 Juni.

Sebelumnya, Elon Musk mengungkapkan meskipun cryptocurrency merupakan ide bagus dan mempunyai masa depan cerah, Musk tidak ingin lingkungan dikorbankan.

“Kami prihatin dengan pengunaan bahan bakar fosil yang meningkat pesat untuk penambangan dan transaksi Bitcoin, terutama batu bara, yang memiliki emisi terburuk dari bahan bakar apa pun,” tulis Musk dalam unggahan Twitternya beberapa waktu lalu.

Musk sendiri sebenarnya merupakan seorang miliarder yang mendukung uang kripto. Namun, dia tidak bisa membiarkan hal tersebut mengakibatkan kerugian terhadap lingkungan.  

"Cryptocurrency adalah ide yang bagus di banyak tingkatan dan kami percaya ini memiliki masa depan yang menjanjikan, tetapi ini tidak dapat menimbulkan kerugian besar bagi lingkungan."

Meskipun demikian, Elon Musk menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menjual Bitcoin yang dimilikinya. Selain itu, dia juga menambahkan bahwa pembelian mobil listrik Tesla akan kembali dibuka jika aktivitas penambangan Bitcoin sudah menggunakan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

"Tesla tidak akan menjual Bitcoin yang dimilikinya dan kami bermaksud menggunakannya untuk transaksi segera setelah penambangan beralih ke energi yang lebih berkelanjutan. Kami juga melihat cryptocurrency lain yang menggunakan energi <1% dari transaksi Bitcoin."

Melansir The Independent, laporan dari University of Cambridge mengungkapkan bahwa Bitcoin mengonsumsi energi listrik melampaui 121 TeraWatt per jamnya selama setahun. Hal tersebut bakal menempatkan Bitcoin dalam jajaran 30 konsumen listrik paling besar di dunia. Konsumsi energi listrik untuk penambangan Bitcoin juga dikabarkan hampir setar dengan konsumsi listrik Argentina.