JAKARTA – Jet Propulsion Laboratory (JPL), salah satu pusat penelitian milik NASA, kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Kali ini, ada ratusan pegawai yang akan di-PHK sebelum tahun berakhir.
Direktur JPL, Laurie Leshin, melalui memo khusus bagi karyawan yang diunggah di situs resmi, mengatakan bahwa mereka akan mengurangi 325 karyawan atau sekitar lima persen dari tenaga kerja JPL di bagian teknis, bisnis, dan dukungan laboratorium.
Leshin menjelaskan bahwa mengurangi jumlah karyawan merupakan keputusan yang sulit, tetapi hal ini perlu dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan anggaran. Jika PHK ini tidak dilakukan, seluruh pekerjaan penting di JPL dapat terganggu di masa depan.
"Meskipun ini sangat sulit bagi komunitas kami, jumlah ini lebih rendah dari yang diproyeksikan beberapa bulan lalu, sebagian berkat kerja keras banyak orang di JPL," kata Leshin dalam memonya.
Sebelum melakukan PHK, JPL telah melakukan penilaian tenaga kerja secara menyeluruh. Leshin menjelaskan bahwa mereka mengurangi karyawan dengan pertimbangan kompetisi, kebutuhan misi, hingga keperluan kemampuan inti di seluruh laboratorium.
BACA JUGA:
"Meskipun kami tidak akan pernah memiliki wawasan yang sempurna tentang masa depan, saya sungguh-sungguh percaya bahwa setelah tindakan ini, kami akan berada pada tingkat tenaga kerja yang lebih stabil untuk bergerak maju," ungkap Leshin.
Setelah membuat keputusan, JPL mengirimkan email kepada seluruh karyawannya untuk memberi tahu apakah mereka terdampak PHK atau tidak. Berikutnya, JPL akan memberikan waktu kepada karyawan yang terdampak untuk membahas tunjangan kerja dan bantuan lainnya.
"Fokus kami akan terus diberikan pada pemberdayaan manajer untuk mendukung tim mereka melalui tindakan ini dan membekali kita semua dengan berbagai sumber daya saat kita melangkah maju bersama," jelas Leshin.