JAKARTA – Masa depan dari program Venus Emissivity, Radio Science, InSAR, Topography, and Spectroscopy (VERITAS) milik NASA semakin tidak jelas. Pasalnya, misi penjelajahan ke Venus yang akan diluncurkan pada 2028 ini kembali ditunda.
VERITAS merupakan misi yang dipimpin oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL), salah satu fasilitas NASA. Melalui misi ini, NASA ingin memetakan permukaan planet Venus dengan memanfaatkan topografi, spektroskopi inframerah-dekat, dan data citra radar.
Pada akhir 2022, NASA mengatakan bahwa mereka akan menunda misi VERITAS hingga tahun 2031. Padahal, beberapa tahun sebelumnya, NASA mengatakan bahwa misi ini akan diluncurkan antara 2028 hingga 2030 untuk mempercepat penjelajahan.
Saat menunda jadwal peluncurannya selama tiga tahun, NASA mengatakan bahwa hal ini terjadi karena adanya masalah pada 'ketidakseimbangan tenaga kerja' di JPL. Pusat fasilitas ini sangat memengaruhi misi karena JPL merupakan pusat pengembangannya.
Jadwal peluncuran ini tidak mengalami perubahan selama beberapa waktu. Mengutip dari Spacenews, Kepala Peneliti untuk VERITAS Sue Smrekar sempat mengatakan bahwa JPL sedang berusaha meluncurkan misi pemetaan Venus pada Juni 2031.
Meski pernyataan ini baru disampaikan pada pertemuan tahunan Venus Exploration Analysis Group (VEXAG) baru-baru ini, Sue sudah mengubah pernyataan. Kini, pimpinan misi tersebut mengatakan bahwa misi VERITAS akan tertunda selama satu setengah tahun.
BACA JUGA:
“VERITAS bangkit kembali (setelah jeda pada tahun 2024)," kata Sue. “Rasanya sangat senang bisa kembali mendapatkan pendanaan teknik untuk terus maju.” Sue mengatakan bahwa target peluncuran terbaru ditetapkan pada November 2032.
Namun, masih ada kemungkinan penundaan ini akan kembali terjadi. Jika misi ini terus ditunda, misi VERITAS mungkin akan sulit dijalankan karena NASA akan kehilangan banyak hal, mulai dari pengamatan instrumen terkait yang terhambat hingga kehilangan anggota penting.
Selama penundaan dilakukan, NASA telah kehilangan satu orang penting dari misi VERITAS karena PHK yang dilakukan JPL. "Selama penundaan itu, kami kehilangan banyak anggota tim sains kunci. Semakin lama kami tertunda, semakin besar kemungkinan kehilangan personel kunci."