JAKARTA - Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia, baru-baru ini membuat pengumuman yang menarik perhatian publik. Tether mencetak 2 miliar USDT di jaringan Ethereum, yang sontak mengundang tanda tanya dari komunitas. Berita ini pertama kali tersebar melalui laporan dari Whale Alert, sebuah platform yang memantau transaksi besar di blockchain. CEO Tether, Paolo Ardoino, segera memberikan klarifikasi terkait pencetakan USDT tersebut, menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi untuk menyeimbangkan likuiditas di berbagai blockchain.
Dilansir dari Coingape, melalui sebuah pernyataan di platform media sosial X, Paolo Ardoino menjelaskan bahwa pencetakan 2 miliar USDT ini bukanlah penambahan suplai baru ke pasar. Transaksi tersebut, katanya, merupakan bagian dari swap antar jaringan, yaitu transfer likuiditas dari blockchain yang kurang aktif menuju jaringan Ethereum. Ardoino juga menjelaskan bahwa langkah ini melibatkan kerja sama dengan sebuah bursa terkemuka dan dilakukan untuk memastikan likuiditas yang cukup di jaringan Ethereum, yang mencatat permintaan lebih tinggi.
“Swap rantai ini adalah bagian dari pengelolaan aset secara efisien dan tidak mempengaruhi total suplai USDT yang beredar,” jelas Ardoino. Ia menambahkan bahwa Tether berencana untuk menghentikan penggunaan USDT di beberapa blockchain beraktivitas rendah, mengalihkan dana tersebut ke Ethereum, yang saat ini menunjukkan permintaan tinggi dari pasar. Pihak Tether juga menyatakan bahwa langkah ini dilakukan agar mereka dapat merespons pergerakan permintaan secara lebih fleksibel dan meningkatkan likuiditas di blockchain yang lebih aktif.
BACA JUGA:
Chain swap adalah proses pemindahan aset kripto dari satu jaringan blockchain ke jaringan lainnya. Proses ini memungkinkan pengguna atau penerbit token untuk menyeimbangkan likuiditas dan memaksimalkan pemanfaatan aset digital di jaringan yang berbeda. Dalam kasus ini, Tether memindahkan token USDT dari jaringan seperti TRC20 (Tron), Avalanche, NEAR, CELO, dan EOS ke Ethereum. Tujuannya adalah untuk memenuhi permintaan tinggi pada Ethereum dan memberikan fleksibilitas bagi pengguna yang lebih memilih ekosistem Ethereum untuk transaksi mereka.
Detailnya, swap ini melibatkan sekitar 1 miliar USDT dari jaringan TRC20, 600 juta dari Avalanche, 300 juta dari NEAR, 75 juta dari CELO, dan 60 juta dari EOS. Total 2 miliar USDT ini kemudian diintegrasikan ke dalam jaringan Ethereum, memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan stablecoin tersebut di jaringan yang memiliki ekosistem dan basis pengguna yang lebih besar. Pengelolaan distribusi likuiditas ini mencerminkan strategi Tether untuk memberikan ketersediaan yang sesuai dengan lokasi permintaan tertinggi, serta untuk menjaga fleksibilitas pengguna di ekosistem yang beragam.
Meskipun Tether mencetak tambahan 2 miliar USDT di Ethereum, penting untuk dicatat bahwa ini bukan peningkatan suplai baru, tetapi hanya redistribusi token yang sudah ada. Dengan strategi ini, Tether memastikan bahwa jumlah USDT yang beredar tetap stabil, sementara distribusi jaringan disesuaikan untuk menjaga likuiditas sesuai permintaan pasar. Saat ini, total suplai USDT mencapai 120,4 miliar token, turun dari 120,7 miliar setelah beberapa token ditarik dari sirkulasi di jaringan yang kurang aktif.