Bagikan:

JAKARTA – Teknologi satelit terus berkembang dan wahana antariksa ini memiliki fungsi yang beragam, seperti menyediakan sinyal atau mencari exoplanet. Kini, satelit juga bisa digunakan untuk mendeteksi sampah plastik. 

Sebuah satelit dengan teknik pencitraan baru dikembangkan oleh para peneliti dari Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) yang berada di Australia. Menurut pernyataan resmi pihak universitas, satelit ini mampu mendeteksi plastik dengan mengukur pantulan cahayanya. 

RMIT menjelaskan bahwa satelit pemantau sampah plastik bukan hal yang baru. Sudah banyak satelit yang dikembangkan untuk menemukan plastik, tetapi fokusnya selalu sampah yang berada di laut, baik itu dalam bentuk botol, kantong, ataupun jaring ikan.

Namun, teknologi ini dinilai tidak terlalu baik karena sebagian besar satelit hanya bisa mendeteksi plastik yang mengambang. Banyak yang tidak bisa menemukan sampah yang berada di pantai karena plastik sering menyatu atau bahkan tertimbun pasir.

Jenna Guffogg, Mariela Soto-Berelov, dan para peneliti lainnya menggunakan Indeks Sampah Plastik Terdampar (BPDI) dalam satelit yang mereka kembangkan. Teknologi ini dirancang untuk memetakan plastik di pantai menggunakan data definisi tinggi dari satelit WorldView-3.

"Keindahan citra satelit adalah ia dapat menangkap wilayah yang luas dan terpencil pada interval yang teratur," kata Mariela. “Ini sangat menggembirakan karena hingga kini kita belum memiliki alat untuk mendeteksi plastik di lingkungan pesisir dari luar angkasa."

Setelit BPDI telah diuji coba dan hasilnya wahana antariksa yang dikembangkan para peneliti RMIT berhasil menemukan 14 plastik di pantai Gippsland, Victoria. Masing-masing plastik ditempatkan dalam jarak dua meter persegi.

BPDI bisa membedakan piksel yang terkontaminasi di pantai dan mampu mengklasifikasikan bentuk plastik dengan tepat. Jika dibandingkan dengan dua indeks lainnya pada citra satelit, BPDI jauh lebih unggul karena tidak mendeteksi bayangan atau air sebagai plastik.

“Deteksi merupakan langkah penting yang diperlukan untuk memahami di mana sampah plastik terkumpul dan merencanakan operasi pembersihan," ungkap Mariela. "Kami ingin bermitra dengan organisasi-organisasi pada langkah berikutnya dari penelitian ini."