JAKARTA – TikTok menggelar program school roadshow bersama SEJIWA Foundation untuk memperkenalkan program #SalingJaga di platformnya. Melalui program ini, TikTok ingin memperkenalkan fitur keamanan digital bagi remaja.
Program ini dilatarbelakangi oleh angka pengguna internet yang terus meningkat. Menurut studi UNICEF pada tahun 2022, 95 persen anak-anak dengan usia 12 hingga 17 tahun menggunakan internet setiap hari. Biasanya, mereka mengakses internet dua kali sehari.
Dari banyaknya anak muda yang mengakses internet, khususnya media sosial, 500 ribu remaja di antaranya telah menjadi korban eksploitasi seksual di dunia maya. Menurut TikTok, hal ini perlu diperhatikan agar anak-anak maupun remaja bisa menggali potensi dengan aman.
"Misi kami menginspirasi kreativitas dan membawa kebahagiaan," kata Anggini Setiawan, Communications Director TikTok Indonesia. "Bila kami ingin mewujudkan visi kami, komitmen keamanan sangat penting bagi pengguna dan remaja agar mereka bisa berkeasi dengan aman."
Oleh karena itu, TikTok bermitra dengan SEJIWA untuk lebih menjaga anak muda di platformnya. Selama mengadakan roadshow, TikTok dan SEJIWA akan memperkenalkan beberapa kebijakan yang diterapkan di platformnya, baik untuk anak-anak maupun orang tua.
Pengguna muda di TikTok terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pengguna berusia 14 hingga 15 tahun, pengguna berusia 16 hingga 17 tahun, dan pengguna berusia lebih dari 18 tahun. TikTok menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima akun di bawah 14 tahun.
Sebagai bagian dari pencegahan, TikTok akan mendeteksi gerak-gerik pengguna saat mendaftarkan akun. Di tahap awal, pengguna hanya diminta memasukkan tanggal dan bulan lahir. Pada tahap kedua, pengguna baru diminta memasukkan tahun lahir.
BACA JUGA:
Jika tahun yang dimasukkan menunjukkan bahwa pembuat akun masih di bawah umur, TikTok akan mencegah pengguna untuk mendaftarkan akun. Meskipun tahapan pendaftarannya dimulai dari awal, pembuat akun tidak akan bisa bergabung karena sistem yang sudah membaca gerakannya.
Anak dengan usia 14 hingga 15 tahun bisa membuat akun, tetapi ada beberapa batasan yang TikTok tetapkan. Akun ini akan masuk ke mode Private secara otomatis dan penggunananya tidak bisa menggunakan beberapa fitur seperti DM, Stitch video, pengunduhan video, dan LIVE.
Sementara itu, akun untuk usia 16 dan 17 tahun dibuat sedikit berbeda. Meski tetap Private secara default, pengguna bisa menonaktifkannya. Fitur DM, pengunduhan video, stitch video, dan LIVE juga dimatikan secara otomatis, tetap pengguna bisa menonaktifkannya kecuali untuk fitur LIVE.
Meski masih tergolong remaja, akun untuk anak berusia 18 tahun dibuat lebih bebas. Mereka bisa mengakses fitur apa pun yang diinginkan dengan penuh tanggung jawab. Selain mengklasifikasikan akun berasa usia, TikTok juga menghadirkan fitur Family Pairing atau Pelibatan Keluarga.
Anggini menjelaskan bahwa berkat fitur ini, "orang tua atau wali bisa menautkan akun TikTok ke akun remaja untuk mengontrol pengaturan. Mereka bisa mengatur waktu layar, konten, hingga privasi (dengan mudah)."