Bagikan:

JAKARTA – TikTok digugat oleh 13 negara bagian AS dan Washington DC pada 8 Oktober karena dianggap gagal melindungi kesehatan mental remaja. Gugatan ini juga didasari oleh laporan internal perusahaan. 

Sesuai hukum yang berlaku di sejumlah negara bagian, TikTok harus menyerahkan laporan internal mengenai data penelitian perusahaan. Laporan ini harus dirahasiakan karena pihak otoritas telah menandatangani perjanjian kerahasiaan dengan TikTok.

Namun, gugatan yang diajukan oleh Kantor Jaksa Agung Kentucky mengungkapkan isi dokumen tersebut secara tidak sengaja. Menurut laporan NPR, dokumen ini terungkap karena Kentucky Public Radio menyalin dan menempel materi sebagai kutipan.

Dokumen yang dirahasiakan ini menunjukkan bahwa TikTok menyadari masalah utama dari platformnya, yaitu menyebabkan kecanduan. TikTok juga menyadari bahwa beberapa alat yang mereka kembangkan tidak berguna atau cenderung diabaikan pengguna.

Berdasarkan hasil riset TikTok, pengguna akan terbiasa menggunakan platform tersebut setelah menonton 260 video. Meski durasi videonya bervariasi, banyak video yang dibuat dengan durasi 8 detik. Jika video dengan durasi 8 detik muncul hingga 260 kali, rata-rata pengguna akan kecanduan dalam waktu 35 menit.

TikTok juga menyadari bahwa platformnya membahayakan kesehatan mental remaja. Platform ini dapat menghilangkan keterampilan analitis, pembentukan memori, pemikiran kontekstual, kedalaman percakapan, empati, dan peningkatan kecemasan jika digunakan secara kompulsif. 

Penggunaan TikTok yang kompulsif juga mengganggu tanggung jawab pengguna, seperti mengabaikan waktu tidur yang cukup, lupa dengan tugas sekolah atau pekerjaan yang harus diselesaikan, dan dapat mengabaikan hubungan dengan orang-orang terkasih. 

Untuk membatasi penggunaan TikTok secara berlebihan, platform ini telah membuat alat waktu layar dengan batas waktu 60 menit. Namun, dari hasil temuan TikTok, durasi penggunaan layar bagi remaja hanya turun sebanyak 1,5 menit menjadi 107 menit dalam rata-rata per hari. 

Setelah dokumen terungkap dan dibagikan secara luas, TikTok menjelaskan bahwa kutipan ini menyesatkan dan berasal dari dokumen rahasia lama. Kutipan yang tersebar ini juga dinilai memutarbalikkan komitmen TikTok terhadap kesehatan penggunanya.

“Kami memiliki perlindungan yang kuat, yang mencakup penghapusan secara proaktif pengguna yang diduga di bawah umur, dan kami telah secara sukarela meluncurkan fitur keselamatan (bagi anak di bawah 16 tahun)," ungkap Juru Bicara TikTok, Alex Haurek.