JAKARTA – Seorang calon independen dalam pemilihan kongres Distrik 8 Virginia, Bentley Hensel, telah menciptakan inovasi tak terduga untuk menarik perhatian pada kampanyenya. Hensel, seorang insinyur perangkat lunak yang bekerja untuk kelompok pemerintahan bersih CivicActions, memperkenalkan chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama "DonBot" untuk mewakili lawannya, Don Beyer, dalam debat yang dijadwalkan berlangsung secara daring pada 17 Oktober.
Langkah ini diambil setelah Hensel merasa frustrasi karena Beyer, petahana dari Partai Demokrat yang sudah menjabat selama beberapa periode, menolak berpartisipasi dalam debat tambahan setelah mengikuti forum terakhir pada September.
Dalam pemilihan yang sudah hampir dipastikan dimenangkan oleh Beyer—yang meraih hampir 75% suara dalam pemilu 2022—Hensel berusaha memperkenalkan ide debat inovatif ini sebagai bentuk protes terhadap kurangnya keterlibatan publik Beyer.
Chatbot "DonBot" dibuat tanpa izin langsung dari Beyer. Hensel melatih DonBot dengan mengumpulkan data dari situs resmi Beyer, rilis pers, dan informasi yang diterbitkan oleh Komisi Pemilihan Federal. Menggunakan teknologi dari OpenAI, pengembang ChatGPT, DonBot dirancang untuk menjawab pertanyaan kebijakan berdasarkan informasi publik yang ada mengenai Beyer. Meskipun begitu, Hensel menegaskan bahwa bot ini tidak dimaksudkan untuk menipu pemilih, melainkan untuk memberikan jawaban yang informatif dan transparan.
“Don Beyer memahami bahwa strategi terbaik adalah menghindari penampilan publik, tetapi para pemilih di distrik ini berhak mendengar pendapat semua kandidat mengenai isu-isu penting,” kata Hensel dalam pernyataannya.
Debat yang akan disiarkan secara daring ini akan mempertemukan Hensel, David Kennedy (calon independen lainnya), dan DonBot. Seorang calon dari Partai Republik, Jerry Torres, yang juga terdaftar dalam pemilihan, belum mengonfirmasi partisipasinya. Jika Torres juga tidak hadir, Hensel menyatakan kemungkinan akan membuat versi chatbot AI untuk Torres juga.
Tantangan Hukum dan Teknologi
Debat ini dianggap sebagai ujian batasan teknologi kecerdasan buatan dalam konteks politik. Penggunaan AI di tengah pemilihan umum telah memicu kekhawatiran mengenai potensi penyebaran informasi palsu atau deepfakes yang dapat merusak reputasi para kandidat. Namun, Hensel menyatakan bahwa DonBot dirancang hanya untuk memberikan jawaban yang berdasarkan pada data publik dan tidak akan menampilkan respons yang keliru atau menyimpang.
Dalam uji coba terbatas yang dilakukan oleh Hensel, DonBot mampu menjawab pertanyaan kebijakan dengan akurat. Ketika ditanya tentang pengendalian senjata, misalnya, DonBot menjawab bahwa “kita sudah berada di titik krisis terkait senjata di Amerika,” sambil merujuk pada undang-undang yang didukung Beyer. DonBot juga menunjukkan sikap tegas terhadap hak aborsi, menyatakan dukungan penuh terhadap "hak perempuan untuk memilih," berdasarkan kebijakan yang didukung Beyer.
Beberapa ahli hukum mengatakan bahwa Beyer kemungkinan memiliki sedikit ruang gerak hukum untuk menghentikan penggunaan AI ini selama chatbot tersebut tidak digunakan untuk tujuan komersial atau untuk menyesatkan pemilih dengan berpura-pura menjadi Beyer secara nyata. "Mereka harus sangat jelas bahwa ini adalah AI dan berdasarkan kata-kata kandidat yang tersedia secara publik," kata Danielle Citron, seorang profesor hukum di Universitas Virginia.
Reaksi Beyer
Kampanye Beyer belum memberikan pernyataan terkait apakah mereka akan berusaha menghentikan debat ini, namun Beyer menegaskan bahwa dirinya tidak akan ikut serta dalam acara tersebut. Juru bicaranya menyatakan bahwa Beyer terus menjadi "suara terdepan di Kongres dalam memperjuangkan regulasi kecerdasan buatan, termasuk upaya untuk mencegah aktor jahat menggunakan AI untuk menyebarkan informasi salah selama pemilu."
Penggunaan AI dalam politik sudah menjadi isu yang hangat di Amerika Serikat, dengan setidaknya 26 negara bagian sedang mempertimbangkan atau telah memberlakukan aturan terkait penggunaan AI dalam komunikasi politik. Aturan ini termasuk pengungkapan lebih lanjut tentang penggunaan AI dan larangan penggunaan deepfakes untuk tujuan politik.
BACA JUGA:
Hensel menyadari bahwa peluangnya untuk memenangkan pemilu ini sangat kecil. Dengan dana kampanye yang hanya mencapai sekitar 17.000 dolar AS (Rp266,2 juta), jauh dibandingkan dengan dana 1,5 juta dolar AS (Rp23,4 miliar) yang dimiliki Beyer, dia mengakui bahwa tujuannya lebih kepada memperjuangkan transparansi dalam kampanye politik.
“Saya tidak naif tentang apa yang akan terjadi pada November nanti,” kata Hensel, merujuk pada prediksi kemenangan besar Beyer. “Tapi saya percaya pada transparansi yang lebih besar.”
Debat ini disponsori oleh organisasi nirlaba The True Representation Movement, yang mendukung kandidat kongres yang berkomitmen untuk memberikan suara berdasarkan masukan dari sekelompok pemilih anonim yang mewakili berbagai pandangan politik.
Dengan perdebatan mengenai peran AI dalam pemilihan umum yang semakin intensif, debat ini akan menjadi salah satu contoh menarik mengenai bagaimana teknologi baru dapat memengaruhi proses politik di masa depan.