Bagikan:

JAKARTA – Menjelang peluncuran misi Artemis berikutnya, NASA terus menguji teknologi yang mereka kembangkan. Salah satu instrumen yang mereka uji adalah Stasiun Pemantauan Lingkungan Bulan (LEMS).

Menurut NASA, instrumen ini perlu diuji sebelum menghadapi cuaca dan debu bulan yang sangat ekstrem. Oleh karena itu, para ilmuwan dan teknisi NASA menyimulasikan kotak pasir yang mirip dengan regolit Bulan untuk menguji instrumen tersebut.

Kotak simulasi dari regolit Bulan ini dibuat di Laboratorium Exolith Institut Antariksa Florida yang ada di Universitas Central Florida. Untuk membuat permukaan bulan yang semirip mungkin, para peneliti menyusun tanah berdebu di kotak pasir yang mereka gunakan.

Selama pengujian berlangsung, instrumen LEMS diletakkan di kotak pasir dan para peneliti mengamati aktivitasnya terus-menerus. Mereka mencari tahu bagaimana perangkat keras tersebut dapat berinteraksi dengan material yang mirip dengan debu Bulan.

Dari hasil penelitian sementara, NASA menyatakan bahwa LEMS dapat beroperasi dengan baik pada siang dan malam hari. Lembaga antariksa AS itu tidak menjelaskan berapa lama mereka akan menguji LEMS di kotak simulasi regolit Bulan.

LEMS direncanakan meluncur sebagai bagian dari misi Artemis III pada tahun 2026. Instrumen ini akan membantu para astronot menggunakan seismometer untuk memantau intensitas gempa bulan dan dampak dari jatuhnya meteorit.

Perangkat yang dikembangkan di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard, salah satu fasilitas NASA, ini masih perlu dikembangkan selama beberapa tahun ke depan. Hal ini dilakukan karena LEMS akan menjadi salah satu dari tiga muatan pertama untuk misi Artemis III.