JAKARTA - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan bahwa mereka telah melakukan uji coba pertama untuk RS-25, Mesin Utama Space Shuttle (SSME), pada 17 Oktober lalu.
Uji coba pertama ini NASA lakukan untuk mendapatkan sertifikasi produksi agar RS-25 bisa dijadikan mesin utama untuk roket Space Launch System (SLS), pengganti dari Space Shuttle.
Kehadiran RS-25 sendiri begitu penting bagi NASA karena mesin ini akan mendukung SLS di misi Artemis, yaitu misi menuju Bulan. Nantinya, setelah NASA mendapatkan sertifikasi, mereka akan mulai memproduksi rangkaian mesin baru untuk SLS.
Dari hasil pengujiannya, NASA menyatakan bahwa operator berhasil menyalakan mesin RS-25 selama lebih dari sembilan menit atau 550 detik, lebih lama 50 detik dari waktu yang harus digunakan mesin selama misi Artemis dilaksanakan.
Selain itu, operator juga berhasil menyalakan mesin sesuai dengan tingkat daya yang dibutuhkan saat peluncuran, yaitu 111 persen. Selama pengujian berlangsung, NASA telah mengumpulkan data kinerja dari beberapa komponen mesin utama yang baru, yaitu nosel, aktuator hidraulik, saluran fleksibel, dan pompa turbo.
BACA JUGA:
Dengan berhasilnya pengujian tahap pertama ini, NASA akan menempuh 11 pengujian lainnya hingga tahun 2024. Kemungkinan besar, pengujian terakhir untuk mesin RS-25 akan dilaksanakan di Mississippi pada Juni tahun depan.
Kontraktor utama untuk mesin SLS, Aero Rocketdyne, sangat membutuhkan pengujian ini. Mereka perlu mengetahui mesin yang tepat untuk menggerakan roket SLS sebelum diproduksi.
SLS akan digunakan pada misi Artemis V yang belum diketahui kapan waktu peluncurannya. Pasalnya, NASA baru merincikan detail dari misi Artemis I hingga Artemis III. Artemis I telah diluncurkan pada November tahun lalu dan Artemis II akan diluncurkan sebelum November tahun depan.
Sementara itu, misi Artemis III direncanakan berlangsung pada Desember 2025. Misi ini merupakan tonggak penting karena NASA akan mendaratkan manusia di Bulan setelah keberhasilan misi Apollo 11 di tahun 1969.