JAKARTA – Huawei dikabarkan akan segera merilis HarmonyOS NEXT, versi terbaru dari sistem operasinya yang sepenuhnya mandiri dan tidak lagi bergantung pada pustaka Android. Menurut laporan yang dikonfirmasi oleh Huawei kepada South China Morning Post, peluncuran ini dijadwalkan berlangsung sebelum akhir bulan September ini.
Langkah ini merupakan tonggak penting bagi Huawei, terutama setelah adanya sanksi dari AS yang membatasi akses perusahaan terhadap layanan Google Mobile Services. HarmonyOS pertama kali diperkenalkan pada tahun 2019 dan awalnya diterapkan pada produk smart TV. Setahun kemudian, sistem operasi ini mulai digunakan pada perangkat smartphone, dan sejak itu telah diadopsi oleh jutaan pengguna di berbagai perangkat, termasuk tablet, wearable, dan produk Internet of Things (IoT).
Dengan hadirnya HarmonyOS NEXT, Huawei berambisi untuk melangkah lebih jauh dari sekadar menggantikan Android. Sistem operasi ini, yang juga dikenal sebagai "Pure Blood OS" di China, sepenuhnya mandiri tanpa mengandalkan kode Android. Menurut Chen Xinxin, manajer umum HarmonyOS Industry Solutions, platform ini dikembangkan secara independen dan otonom.
SEE ALSO:
Dukungan dari Pengembang Besar China
Peluncuran HarmonyOS NEXT tidak dilakukan dalam kekosongan. Berbagai pengembang besar di China, termasuk di sektor perangkat lunak, game, hiburan, dan e-commerce, telah memberikan dukungan mereka untuk menciptakan aplikasi asli HarmonyOS. Raksasa e-commerce China, JD.com, bahkan telah menyelesaikan pengembangan aplikasi native-nya yang akan diluncurkan bersamaan dengan HarmonyOS NEXT.
Perangkat pertama yang akan menggunakan HarmonyOS NEXT adalah Huawei Mate 70, meskipun tanggal peluncurannya belum diumumkan secara resmi. Namun, dengan konfirmasi ini, Mate 70 diharapkan menjadi flagship tidak hanya untuk Huawei, tetapi juga bagi masa depan ekosistem HarmonyOS.
Meskipun belum jelas apakah HarmonyOS NEXT mampu benar-benar menantang dominasi Android, langkah Huawei dalam menciptakan sistem operasi mandiri merupakan langkah berani yang berpotensi mengubah lanskap industri ponsel, terutama di China.