JAKARTA – Badan Penerbangan Federal (FAA) telah mencabut larangan peluncuran Falcon 9 pada Sabtu, 31 Agustus. Setelah larangannya dicabut, SpaceX langsung menerbangkan Falcon 9 untuk peluncuran Starlink.
Roket ini meluncur dari Kompleks Peluncuran Luar Angkasa 40 di Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral sekitar pukul 14.44 WIB. Falcon 9 terbang dengan membawa 21 satelit Starlink untuk ditempatkan ke orbit Bumi.
Satu jam setelahnya, SpaceX meluncurkan Falcon 9 kedua dari lokasi yang berbeda. Roket ini diterbangkan dari Kompleks Peluncuran Luar Angkasa 4E di Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg sekitar pukul 15.49 WIB. Sama seperti roket pertama, roket kedua ini membawa 21 Starlink.
Ini merupakan interval peluncuran terpendek dari Falcon 9. Sebelumnya, SpaceX tidak pernah meluncurkan Falcon 9 dengan jarak peluncuran 65 menit. SpaceX terpaksa melakukan hal ini karena roketnya dilarang untuk terbang selama beberapa hari.
Pada 28 Agustus lalu, booster Falcon 9 tidak mendarat dengan sempurna meski peluncurannya berjalan dengan lancar. Seluruh muatan yang dibawa berhasil ditempatkan di orbit, tetapi booster-nya hancur setelah mendarat di wahana bernama A Shortfall of Gravitas.
BACA JUGA:
FAA, dilansir dari Spacenews, mengatakan bahwa SpaceX mengajukan permintaan terbang kembali sehari setelah larangan dikeluarkan. Badan tersebut masih melakukan investigasi terhadap booster tahap pertama Falcon 9, tetapi roket ini diizinkan untuk terbang kembali.
"Kendaraan SpaceX Falcon 9 dapat kembali beroperasi saat investigasi menyeluruh atas anomali selama misi Starlink Group 8-6 masih berlangsung, asalkan semua persyaratan lisensi lainnya terpenuhi," kata FAA.
Penyelidikan akan tetap dilakukan karena FAA dan SpaceX belum mengetahui penyebab dari hancurnya booster tahap pertama Falcon 9 setelah mendarat. Sejauh ini, diketahui bahwa kegagalan booster tidak menimbulkan risiko yang berkaitan dengan keselamatan publik.