Bagikan:

JAKARTA – NASA mengumumkan pembatalan misi Volatiles Investigating Polar Exploration Rover (VIPER) pada Rabu, 17 Juli lalu. Pembatalan ini dilakukan karena pengembangan proyeknya akan dihentikan.

Ada dua faktor yang memengaruhi pembatalan misi ini, yaitu kenaikan biaya dan tanggal peluncuran yang terus ditunda. Kedua hal ini saling berkaitan karena semakin lama misinya tertunda, semakin besar juga risiko pertumbuhan biayanya di masa depan.

Misi ini pertama kali ditunda karena permintaan NASA. Penjelajah Bulan ini seharusnya diluncurkan pada akhir tahun lalu, tetapi VIPER membutuhkan lebih banyak waktu untuk pengujian pra-penerbangan sehingga jadwal peluncurannya dipindahkan ke tahun ini.

Sayangnya, jendela peluncuran VIPER kembali ditunda karena masalah pada rantai pasokan. Penjelajah ini seharusnya diluncurkan melalui Layanan Muatan Lunar Komersial (CLPS) pada September 2025, tetapi NASA ingin membatalkan misinya.

"Melanjutkan VIPER akan mengakibatkan peningkatan biaya yang mengancam pembatalan atau gangguan pada misi CLPS lainnya. NASA telah memberi tahu Kongres tentang maksud badan tersebut," kata NASA.

Dengan membatalkan misi VIPER, NASA akan menjaga sisa dananya untuk misi eksplorasi Bulan lainnya. Penjelajah ini akan dibongkar dalam waktu dekat dan seluruh instrumen serta komponennya akan digunakan lagi di masa mendatang.

"Sebelum pembongkaran, NASA akan mempertimbangkan pernyataan minat dari industri AS dan mitra internasional paling lambat Kamis, 1 Agustus, untuk penggunaan sistem penjelajah VIPER yang ada tanpa biaya bagi pemerintah," jelas NASA.

Meski NASA ingin fokus dengan misi eksplorasi lainnya, pembatalan proyek VIPER tetap menjadi suatu kemunduran. Selama beberapa tahun misi ini dikembangkan, NASA telah menghabiskan dana hingga 450 juta dolar AS (Rp7,2 triliun).