Bagikan:

JAKARTA – NASA menargetkan peluncuran Artemis 3, misi pendaratan astronot di Bulan, pada September 2026. Misi ini diharapkan meluncur tepat waktu, tetapi lembaga analis pemerintah berpikir sebaliknya.

Berdasarkan hasil tinjauan konfirmasi Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS (GAO), misi eksplorasi bulan ini akan terlambat hingga satu setengah tahun. Hal ini terjadi karena masalah biaya dan perkembangan wahana pendarat yang berjalan lambat.

Starship, kendaraan peluncur dua tahap dari SpaceX, masih melakukan beberapa uji coba hingga saat ini. Menurut tingkat keyakinan bersama yang diperhitungkan GAO, Starship memiliki peluang 70 persen untuk mendarat di bulan pada Februari 2028.

Sementara itu, 30 persen sisanya diyakini sebagai peluang peluncuran Starship setelah Februari 2028. Badan independen itu menekankan bahwa perhitungan ini tidak berkaitan dengan aspek lain seperti kesiapan sistem peluncur dan pakaian antariksanya.

Setelah penilaian untuk Misi Artemis 3 dirilis, NASA mengatakan bahwa perhitungan yang dilakukan GAO sudah sangat akurat karena mempertimbangkan berbagai risiko. Namun, NASA optimistis bahwa peluncuran akan berjalan sesuai dengan target.

"Angka dasar biaya dan jadwal laporan GAO akurat, estimasi berdasarkan risiko pada tingkat keyakinan bersama (JCL) 70%. Penggunaan JCL 70% oleh badan tersebut untuk menginformasikan estimasi dasar merupakan pendekatan konservatif yang mengasumsikan realisasi risiko secara luas,” kata NASA, dikutip dari Spacenews.

Lembaga antariksa AS itu menaruh harapan penuh kepada SpaceX. Mereka yakin bahwa perusahaan antariksa milik Elon Musk itu bisa menyiapkan Starship tepat waktu. "NASA terus percaya pada SpaceX sebagai penyedia untuk membantu mencapai misi Artemis III."